Teori Bahaya Ala Tengku Zulkarnain Pemicu Jenderal TNI Bereaksi
VIVA – Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Senin 10 Mei 2021, salah satu mantan Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Tabrani, Pekanbaru, Riau.
Penceramah kelahiran Medan, Sumatera Utara 1963 itu dikabarkan meninggal dunia akibat terinfeksi Virus Corona alias COVID-19.
Semasa hidupnya, Tengku Zulkarnain dikenal sebagai sosok yang baik dan suka bernyanyi. Namun, dalam beberapa tahun ini, nama almarhum kian melejit setelah kian intens berkicau di dunia maya dan menciptakan berbagai kontroversi.
Nah di edisi kali ini, Selasa 11 Mei 2021, VIVA Militer akan mengulas salah satu kicauan Tengku Zulkarnain yang memicu kontroversi yang luar biasa heboh. Bahkan, memaksa salah satu tokoh militer Indonesia harus bersuara untuk meluruskan kicauan pria jebolan Universitas Sumatera Utara (USU) itu.
Jadi pada 27 Agustus 2019, Tengku Zulkarnain melalui akun Twitternya berkicau soal situasi Indonesia terkait wacana pemerintah memindahkan ibukota negara dari Jakarta ke Kalimantan.
Kicauan itu tak main-main, dia menulis sebuah teori tentang ancaman bahaya militer China bagi calon ibukota negara yang baru.
Menurut almarhum ketika itu, dia berteori dasarnya adalah pertahanan Indonesia akan mudah ditembus oleh militer China. Bahkan, menurutnya rudal China bakal leluasa mencapai pusat pemerintah yang baru.
'Pindah ibukota sama sekali tidak meningkatkan nilai ekonomi apapun bagi negara dan rakyat Indonesia. Malah secara pertahanan sangat mudah dijangkau China dengan kapal perang, pesawat tempur, bahkan rudal China. Lurus dan terbuka! BAHAYA. Para ahli intelijen bicaralah. Jangan diam saja...!.
Tak cukup sampai di situ, untuk menguatkan teori kontroversialnya itu, Tengku Zulkarnain melengkapi kicaunya dengan gambar peta dunia yang dilengkapi sebuah garis dibuat lurus dari Beijing ke Kalimantan Timur.
Dalam sekejap kicauan teori bahaya rudal China ala Tengku Zulkarnain menciptakan kehebohan. Kontroversi pun mengalir deras meski banyak yang mengolok-olok teori tak berdasar Tengku Zulkarnain.
Sampai-sampai, mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal TNI (Purnawirawan) Moeldoko bereaksi dan angkat bicara untuk meluruskan teori aneh Tengku Zulkarnain itu agar tak menyesatkan masyarakat.
Jenderal TNI Moeldoko ketika itu menyatakan dengan tegas bahwa pemindahan ibukota ke Kalimantan Timur sudah melalui kajian sistem pertahanan negara.
Malah pemerintah lebih jauh telah mengkaji soal kemajuan teknologi senjata dan hasilnya sama sekali tak sesuai dengan teori kontroversi ala Tengku Zulkarnain. Karena memang tak ditemukan ancaman serangan rudal dari China.
"Jadi cara mengukurnya bukan seperti itu. Kalau nanti dengan teknologi baru, rudal jelajah itu mau di mana saja bisa dilewati. Kajian ke arah sana sudah dipikirkan secara baik," kata Jenderal TNI peraih Adhi Makayasa itu.
Jenderal TNI Moeldoko juga menerangkan bahwa untuk memperkuat pertahanan ibukota baru, di Kaltim akan dibangun pangkalan-pangkalan militer dari semua matra TNI.
Dan akhirnya Masyarakat Anti Hoax Indonesia (MAFINDO) melakukan pengecekan terhadap teori bahaya ala Tengku Zulkarnain itu, hasilnya adalah. Teori itu dinilai sebagai konten informasi yang salah.
"SUMBER membuat premis pelintiran mengenai garis lurus antara Beijing dengan Kalimantan Timur yang rencananya akan dijadikan lokasi untuk Ibu Kota yang baru. SUMBER memanfaatkan sentimen rasis terhadap Tiongkok yang memang sudah sering diedarkan di media sosial' tulis MAFINDO.
Terlepas dari teori bahaya rudal China ini, kini semua itu hanya menjadi salah catatan sejarah kontroversi kehidupan almarhum Tengku Zulkarnain di halaman wikipedia saja.