Laut Hitam Mencekam, Kapal Perang Rusia Tantang Amerika dan Sekutunya
- See News
VIVA – Kapal jelajah berpeluru kendali Moskva milik Angkatan Laut Rusia (VMF) bersiaga di Laut Hitam untuk menghadang kapal pemotong USCGC Hamilton (WHEC-715) milik Angkatan Bersenjata Amerka (US Armed Forces), yang tengah berlayar menuju Laut Hitam.
Dikutip VIVA Militer dari Military.com dan Deutsche Welle, kapal pemotong USCGC Hamilton (WHEC-715) saat ini sudah berada di Selat Bosphorus, untuk melakukan transit.
Menurut pernyataan Armada ke-6 Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy), kapal milik Korps Penjaga Pantai Amerika Serikat (US Coast Guard) itu dikerahkan ke Laut Hitam untuk ambil bagian dalam latihan besar-besaran bersama sejumlah kapal perang negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
USCGC Hamilton berangkat dari Laut Aegea setelah menjalankan misi bersama kapal perusak berpeluru kendali USS Roosevelt (DDG-80), sejak awal pekan ini.
Pergerakan kapal militer Amerika Serikat (AS) itu ternyata sudah diketahui pihak militer Rusia. Dengan segera, Angkatan Laut Rusia menyiagakan kapal perusak berpeluru kendali Moskva untuk menghadang laju kapal militer Amerika itu.
Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Reuters, kapal peluru kendali Moskva bersama sejumlah kapal perang Rusia juga akan menggelar latihan perang dalam skala masif, dengan materi utama tembak langsung.
Menteri Pertahanan Rusia, Jenderal Sergey Shoygu, mengecam keras kedatangan armada tempur militer Amerika Serikat dan NATO ke Laut Hitam. Shoygu menuding Amerika dan NATO sengaja mengirim pasukan ke Laut Hitam untuk memicu konflik di tengah ketegangan Rusia dengan Ukraina.
"Tindakan AS dan NATO di kawasan Eropa untuk meningkatkan kesiapan tempur pasukan dan memperkuat kehadiran mereka, berkontribusi pada peningkatan bahaya militer," ucap Shoigu.
Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, memberikan perintah kepada armada militer Ukraina untuk tetap bersiaga di sejumlah wilayah seperti di perbatasan, semenanjung Krimea, dan Laut Hitam.
Meskipun pekan lalu militer Rusia sudah menarik banyak pasukannya dari perbatasan, Zelenskiy tetap tak mau ambil risiko dan waspada penuh terhadap kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.
"Kami tidak bisa menjamin 100 persen bahwa pasukan Rusia tidak akan berbalik," katanya.