Pengamat Dunia Ungkap Analisa Soal Jasad Prajurit TNI di KRI Nanggala
- VIVA Militer
VIVA – Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus berjuang untuk bisa mengangkat badan dari kapal selam militer KRI Nanggala 402 yang hilang dan tenggelam di perairan utara Laut Bali.
Sejauh ini Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono masih mencari cara bagaimana teknik mengangkat badan KRI Nanggala 402 dari kedalaman 838 di bawah permukaan laut itu.
Dalam keterangan resminya belum lama ini dilansir VIVA Militer, Selasa 27 April 2021, KSAL menyatakan bahwa KRI Nanggala ditemukan dalam kondisi tak utuh, badan kapal selam buatan Jerman itu terbelah menjadi tiga bagian. Dan bagian utama kapal menjadi prioritas evakuasi.
Memang Laksamana TNI Yudo belum berbicara lengkap terkait kondisi dari para prajurit TNI yang telah dinyatakan gugur dalam peristiwa itu. Walaupun TNI Angkatan Laut berusaha memberikan yang perjuangan yang terbaik agar dapat mengangkat 53 awak KRI Nanggala dari dasar laut.
Sementara itu, terkait upaya TNI Angkatan Laut ini, pengamat militer internasional yang fokus pada keamanan maritim Asia Tenggara, Collin Koh dalam analisannya memiliki keyakinan bahwa tidak menutup kemungkinan tubuh awak KRI Nanggala bisa ditemukan di badan kapal selam berusia 40 tahun tersebut.
"Mungkin, meski berpacu dengan waktu juga. Perlu dipertimbangkan seberapa besar kerusakan lingkungan terhadap sisa-sisa dapat terjadi seiring berjalannya waktu. Dan itu juga tergantung pada kondisi di mana jenazah berada di dalam bangkai kapal itu sendiri," tulis pengamat asal Peneliti di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam itu.
Collin Koh mengambil contoh seperti halnya penyelamatan kapal selam Rusia, Kursk yang berhasil diangkat dari dasar laut. Padahal badan Kursk jauh lebih besar dari KRI Nanggala. Hanya saja memang Kursk tenggelam di kedalaman 100 meter di Laut Barent.
"Nanggala kecil dibandingkan dengan Kursk, tetapi kedalaman ekstrim lebih dari 800m, dan kondisi laut yang tidak menentu akan menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan. Pada akhirnya, secara teknis layak untuk menaikkan sub, mengingat ketersediaan keahlian komersial," tulisnya.
KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang saat akan melakukan penembakan torpedo SUT pada 21 April 2021, dan beberapa hari kemudian TNI baru menyatakan kapal selam itu tenggelam setelah menemukan bukti autentik sekaligus menemukan Nanggala di kedalaman 838 meter.