Rekam Jejak KRI Nanggala 402, Pemburu Kapal Selam Malaysia
- Channel News Asia (CNA)
VIVA – Kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam bersama 53 prajurit TNI AL terbaik tak dipungkiri telah punya banyak jasa. Berbagai penugasan telah diemban kapal selam buatan Jerman ini sebelum mengalami musibah yang menyisakan duka mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tak banyak yang tahu jika kapal selam ini telah menjalankan banyak penugasan sejak pertama kali digunakan TNI AL pada 21 Oktober 1981 silam. Kapal selam jenis serbu andalan TNI AL ini ternyata pernah menjadi garda terdepan saat hubungan Indonesia dan Malaysia kembali memanas.
Dirangkum VIVA Militer, kapal selam dengan panjang 59,5 meter dan lebar 6,3 meter ini juga ikut dalam misi intelijen di Samudra Hindia dan kembali ditugaskan melacak pergerakan pasukan internasional untuk Timor Timur (International Force East Timor/INTERFET) yang digawangi Australia.
Baca juga: Kapal Selam KRI Nanggala 402, Senjata Baladewa yang Tabah Sampai Akhir
Kapal selam Nanggala 402 dinyatakan hilang pada 24 April 2021 setelah 42 tahun bertugas. Setelah pencarian besar-besaran tim gabungan plus bantuan negara-negara sahabat, kapal selam ini dinyatakan tenggelam di perairan utara Bali. Kapal ini terdeteksi tenggelam di kedalaman 838 meter, Minggu 25 April 2021. Sebanyak 53 awak dinyatakan gugur.
Berikut rekam jejak penugasan Kapal Selam KRI Nanggala 402:
1990-an: Pada April hingga Mei 1992, KRI Nanggala ditugaskan dalam misi intelijen di Samudra Hindia. Pada Agustus hingga Oktober 1999, Nanggala kembali ditugaskan dalam sebuah misi intelijen di Timor Timur. Misi tersebut dilakukan bersama KRI Cakra (401) guna melacak pergerakan Pasukan Internasional untuk Timor Timur (INTERFET) yang dimotori Australia.
2002: Pada 27 Mei hingga 3 Juni 2002, KRI Nanggala dilibatkan dalam latihan gabungan TNI AL dan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dengan nama sandi CARAT-8/02. CARAT (Cooperation Afloat Readiness and Training) adalah bantuan latihan militer Amerika terhadap militer negara sahabat di Asia Tenggara. Latihan CARAT ini berlangsung di perairan Laut Jawa, Selat Bali dan Situbondo.
2004: Dalam Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) XV/04 di Samudera Hindia, tanggal 8 April hingga 2 Mei 2004, KRI Nanggala berhasil menenggelamkan eks KRI Rakata, sebuah kapal tunda samudera buatan 1942, menggunakan torpedo SUT.
2005: Pada 8 April 2005, di tengah konflik sengketa blok masela, KRI Tedong Naga (819) dari Indonesia terpaksa menyerempet Kapal Diraja Rencong milik Malaysia di Nunukan, Kalimatan Timur. Hal itu dilakukan karena KD Rencong melakukan manuver-manuver yang dianggap membahayakan pembangunan mercusuar Karang Unarang.
Pada Mei 2005, KRI Nanggala ditugaskan menuju kawasan tersebut untuk berjaga-jaga apabila terjadi keadaan yang mendesak. Selain itu, KRI Nanggala juga ditugaskan untuk "mengintai, menyusup, dan memburu sasaran-sasaran strategis" saat itu.
2012: Pada 28 hingga 29 Agustus 2012, KRI Nanggala diikutsertakan dalam sebuah latihan gabungan bersama kapal selam Amerika Serikat bernama USS Oklahoma City. Latihan tersebut juga diikuti oleh KRI Diponegoro (365) dan sebuah helikopter Bölkow-Blohm.