18 Bulan Dibawa Pasukan Setan, Kapten TNI Tatang Temukan Masjid Aneh
VIVA – Jangan dikira pasukan militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang pernah dikerahkan ke Aceh, hanya untuk bertempur dengan GAM.
Buktinya, walau memang kondisi di Aceh ketika itu genting dan prajurit TNI membawa misi Operasi Pemulihan Keamanan (Oplihkam). Tapi tak setiap saat tentara harus mengejar GAM. Banyak banget kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan prajurit TNI.
Salah satu kisahnya diungkap Komandan Komando Rayon Militer (Koramil) 2115/Kemang dari Kodim 0621/Kabupaten Bogor, Kapten Inf Tatang Taryono dalam perbincangan khusus dengan VIVA Militer.
Pada 2001, Kapten Tatang mendapat penghargaan dari TNI untuk terjun ke medan operasi di Aceh. Ketika itu Kapten Tatang bertugas di Brigade Infanteri (Brigif) 15/Kujang, Komando Daerah Militer (Kodam) III/Siliwangi.
Dalam misi operasi, Kapten Tatang diberangkatkan sebagai prajurit di bawah kendali operasi (BKO) Batalyon Infanteri (Yonif) 315/Garuda alias Pasukan Setan.
"Selepas mendapatkan pelatihan para, pada tahun 2001, Saya mendapatkan penugasan dalam Operasi Pemulihan Keamanan (Oplihkam) ke Aceh," kata Kapten Tatang.
Menurut Kapten Tatang ketika perintah penugasan itu diterimanya, statusnya masih sebagai pengantin baru. Sebab Kapten Tatang baru saja menikahi seorang gadis Bandung.
"Habis menikah dua minggu langsung berangkat ke Aceh," ujarnya.
Akhirnya terbanglah Kapten Tatang bersama Pasukan Setan 315 ke Aceh dan langsung mendapatkan penugasan Pos TNI Syamtalira Bayu di Aceh Utara, untuk menggantikan pasukan Yonif 327/Brajawijaya.
Di pos ini situasi sangat mencekam, baru serah terima pos saja, Kapten Tatang dan Pasukan Setan sudah harus bentrok senjata dengan GAM.
Enam bulan berlalu, Kapten Tatang dan Pasukan Setan dipindah tugaskan ke Pidie. "Di Pidie jadi Wakil Komandan Combat, pasukan gerak dari desa ke desa, hutan ke hutan, dari gunung ke gunung untuk mencari dan menemukan keberadaan markas GAM," ujar Kapten Tatang.
Situasi di wilayah penugasan barunya tak seganas sebelumnya. Walau tetap bahaya, tapi prajurit TNI masih bisa melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan.
Nah dalam penugasan di wilayah itu, Kapten Tatang dan pasukannya menemukan masjid yang kondisinya saat cukup aneh.
"Di situ saya lihat sebuah masjid kondisinya kotor sekali, sapi berkeliaran banyak tainya, akhirnya saya dan pasukan kita bersihkan semua sampah yang menumpuk sampai bersih," kata Kapten Tatang bercerita.
Walau Aceh dikenal dengan negeri Serambi Mekkah, hanya saja saat itu menurut Kapten Tatang kepedulian masyarakat pada kondisi masjid sangat kurang.
"Sampah menumpuk, akhirnya saya kerahkan juga masyarakat. Berkoordinasi dengan perangkat desa dan tokoh di situ, kita bersihkan. Menyapu, mengepel lantai masjid sampai membersihkan bak air wudhu," ujarnya.
Agar masjid itu terlindung dari kedatangan sapi-sapi, Kapten Tatang dan pasukannya membangun pagar dan gapura serta plang hingga kondisi masjid bernama Masjid Aceh Titeue Kemala berubah total menjadi bersih dan indah.
Yang menariknya Kapten Tatang dan prajurit TNI tetap menyiagakan senjata selama melakukan kegiatan pemulihan kondisi masjid.
"Walau kondisinya genting, kita tetap bisa melakukan kegiatan itu. Tapi kemana-mana bawa senjata," kata guru besar Padepokan Albaathin Alwaliyy.
Kapten Tatang dan pasukan Yonif 315/Garuda bertugas di Aceh saat itu selama 18 bulan. Dan sepulang dari Aceh, Kapten Tatang kembali ke Brigif 15/Kujang.
Perlu diketahui, pria kelahiran Subang ini mulai meniti karier militer di TNI Pada 1996 melalui jalur Sekolah Calon Bintara (Secaba) TNI Angkatan Darat. Dan langsung ditempatkan di Brigif 15/Kujang.
Selama di Brigif 15/Kujang, Kapten Tatang beberapa kali di BKO untuk terlibat dalam berbagai operasi. Pada 1998, dia BKO ke Yonif Raider 301/Prabu Kian Santang dan diberangkatkan tugas operasi Timor-timur.
Beliau juga pernah bertugas sebagai pelatih raider di Batalyon Infanteri (Yonif) 327/Brajawijaya yang sekarang bernama Batalyon Infanteri Raider 300/Raider Brajawijaya.
Lalu, pada 2007 beliau berhasil lulus Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI dengan pangkat Letnan Dua (Letda) dan dipercaya jadi komandan peleton di Yonif 315/Garuda.
Lalu pindah untuk menjabat sebagai Komandan Koramil 2101/Sukaraja, Kodim 0621/Kabupaten Bogor. Dan kemudian menjabat Kepala Seksi Logistik di Kodim 0621/Kabupaten Bogor, hingga akhirnya pada 2019 dipercaya menjabat Danramil) 2115/Kemang, Kodim 0621/Kabupaten Bogor.
Dan saat ini Kapten Tatang dikerahkan untuk memperkuat operasi Satuan Tugas Aparat Teritorial (Satgas Apter) 2020. Beliau saat ini menjalankan tugas di Kaimana, Papua Barat.