Kapten TNI Tatang Selamatkan Intel Polisi 12 Tahun Menderita Disantet
- VIVA Militer/Istimewa
VIVA – Perjalanan hidup Komandan Komando Rayon Militer (Koramil) 2115/Kemang dari Kodim 0621/Kabupaten Bogor, Kapten Inf Tatang Taryono. sebagai seorang yang juga mengabdikan diri untuk memberikan bantuan pengobatan kepada masyarakat diwarnai berbagai kisah-kisah yang langka.
Kisah-kisah langka itu banyak terjadi dan dialami langsung oleh prajurit TNI kelahiran Subang, Jawa Barat itu, ketika memberikan bantuan kepada masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan non-medis alias di luar penyakit medis.
Salah satu kisah langka yang masih diingat Kapten Tatang ialah tatkala memberikan bantuan pengobatan kepada seorang anggota kepolisian yang bertugas di salah satu markas polisi di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa, Barat.
Seperti dikisahkan Kapten Tatang dalam perbincangan khusus dengan VIVA Militer belum lama ini.
Jadi ceritanya, ketika itu seorang anggota polisi yang bertugas sebagai intel mendatanginya. Kondisi pasien itu sangat menyedihkan. Tampak jelas penderitaan hebat melandanya.
"Jadi dia itu polisi, anggota intel. Mengalami penyakit non-medis, gangguan jin," kata guru besar Ilmu Laduni di Padepokan Albaathin Alwaliyy, Sukaraja, Bogor itu.
Kepada Kapten Tatang anggota intel kepolisian itu menceritakan bahwa dia sudah belasan tahun hidup dalam sebuah penderitaan yang di luar akal keilmuan medis.
"Dia sudah 12 tahun sakit, menderita. Sampai pernah dia tidak tidur selama 40 hari 40 malah tidak tidur sama sekali. Tapi tidak mengantuk sama sekali," kata Kapten Tatang.
Yang lebih tragisnya, dalam kondisi seperti itu, si intel polisi itu malah ditinggal pergi orang yang disayangi. Karena sudah tak tahan dengan apa yang dialami si intel tersebut.
Hidup pasien itu benar-benar dibuat hancur berantakan. "Sampai pisah sama istrinya, sampai habis itu mah," ujar Kapten Tatang.
Pasien itu telah berusaha mengobati penyakit itu, tapi usahanya selalu menemui jalan buntu. Sudah banyak tempat dan orang-orang ahli di bidang non-medis didatanginya. Hasilnya sama saja, nihil. Sampai akhirnya dia mendatangi Kapten Tatang.
"Testimoninya ada sampai sekarang saya obati, Alhamdulillah sembuh dan sampai sekarang rumah tangga tenteram kembali, dia pun terharu menangis, setiap ketemu tuh dia merasa bersyukur kepada Allah, dia selalu menangis," kata Kapten Tatang.
Yang menjadi perhatian Kapten Tatang ialah, intel polisi ini padahal orang baik. Bahkan, dia rajin beribadah dan rutin mengaji dan ngariung.
"Dia padahal punya majelis, dia mengatakan tidak pernah ketinggalan, selalu kumpul ya, solawat semiggu tiga kali. Tapi masih kena, akhirnya kita obati, Alhamdulillah sembuh sampai sekarang," kata Kapten Tatang.
Menurut Kapten Tatang, intel polisi itu korban dari perbuatan orang jahat, dia korban santet. Jadi selama ini dia menderita akibat perbuatan dari jin santet yang dikirim orang jahat kepada intel polisi itu.
Hanya saja beruntung, jin santet yang dikirim untuk menghancurkan hidup intel polisi itu bukan jin kelas kakap seperti yang pernah merasuki ustazah keluarga ulama yang pernah diobati Kapten Tatang sebelumnya.
"Yang menyerang intel polisi itu jin biasa. Kalau raja jin akan menyerang kiai, ulama dan tokoh agama," kata Kapten Tatang.
Selain diobati, intel polisi itu juga diberi pagar atau penangkap oleh Kapten Tatang. Pagar itu berupa ilmu beladiri yang datang dari Allah SWT bernama Ilmu Laduni.
"Insya Allah, karena Ilmu Laduni ini datangnya benar-benar dari Allah, selama orang yang mengamalkannya menjalankan perintah Allah, maka menjadi pagar atau perisai dari perbuatan orang yang zalim seperti santet," kata beliau.
Perlu diketahui, pria kelahiran Subang ini mulai meniti karier militer di TNI pada 1996 melalui jalur Sekolah Calon Bintara (Secaba) TNI Angkatan Darat. Dan langsung ditempatkan di Brigif 15/Kujang.
Selama di Brigif 15/Kujang, Kapten Tatang beberapa kali di BKO untuk terlibat dalam berbagai operasi. Seperti BKO ke Yonif 315/Garuda alias Pasukan Setan untuk operasi di Aceh.
Lalu pernah bertugas sebagai pelatih raider di Batalyon Infanteri (Yonif) 327/Brajawijaya yang sekarang bernama Batalyon Infanteri Raider 300/Raider Brajawijaya.
Pada 2007 beliau berhasil lulus Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI dengan pangkat Letnan Dua (Letda) dan dipercaya jadi komandan peleton di Yonif 315/Garuda.
Lalu pindah untuk menjabat sebagai Komandan Koramil 2101/Sukaraja, Kodim 0621/Kabupaten Bogor. Dan kemudian menjabat Kepala Seksi Logistik di Kodim 0621/Kabupaten Bogor, hingga akhirnya pada 2019 dipercaya menjabat Danramil) 2115/Kemang, Kodim 0621/Kabupaten Bogor.
Baca: Kapten TNI Tatang Hajar Raja Jin Santet yang 18 Tahun Rasuki Ustazah