18 Bulan Kapten TNI Tatang Dibawa Pasukan Setan ke Negeri Mencekam
- VIVA Militer/Istimewa
VIVA – Sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus siap sedia jika tiba-tiba saja mendapat perintah untuk pergi bertugas membela keutuhan bangsa. Tak peduli apakah sedang asyik-asyik bercengkrama dengan keluarga dan juga anak istri.
Begitu juga seperti kisah yang dialami Komandan Komando Rayon Militer (Koramil) 2115/Kemang dari Kodim 0621/Kabupaten Bogor, Kapten Inf Tatang Taryono.
Malahan, prajurit TNI kelahiran Subang, Jawa Barat 7 Agustus 1974, harus meninggalkan kekasih hati yang baru sekitar 15 hari dinikahinya demi mengemban tugas negara. Dan tak tanggung-tanggung beliau ditugaskan untuk masuk ke daerah rawan.
Jadi kisahnya begini, seperti dituturkan Kapten Tatang dalam perbincangan khusus dengan VIVA Militer. Berikut kisahnya.
Peristiwanya terjadi pada tahun 2001, ketika itu Kapten Tatang bertugas di Brigade Infanteri (Brigif) 15/Kujang, Komando Daerah Militer (Kodam) III/Siliwangi.
"Selepas mendapatkan pelatihan para, pada tahun 2001, Saya mendapatkan penugasan dalam Operasi Pemulihan Keamanan (Oplihkam) ke Aceh," kata Kapten Tatang.
Menurut Kapten Tatang ketika perintah penugasan itu diterimanya, statusnya masih sebagai pengantin baru. Sebab Kapten Tatang baru saja menikahi seorang gadis Bandung.
"Habis menikah dua minggu langsung berangkat ke Aceh, istri saya tinggal di Bandung di rumah mertua," katanya.
Saat itu Aceh belum seperti sekarang ini, bumi Serambi Mekah benar-benar mencekam, sebab aktivitas kelompok bersenjata GAM masih gencar terutama serangan ke prajurit TNI.
Sangat wajar ada perasaan dag dig dug di diri Kapten Tatang ketika menerima penugasan itu Aceh. Apalagi waktu itu Kapten Tatang belum memiliki ilmu beladiri kebatinan tingkat tinggi Laduni, seperti sekarang ini.
Kapten Tatang ditugaskan ke Aceh bersama satuan tempur tersohor di Jawa Barat dari Batalyon Infateri (Yonif) 315/Garuda alias Pasukan Setan.
"Saya di BKO ke 315 Garuda Bogor, waktu itu pangkat saya masih sersan satu dan berangkat tugas operasi ke Aceh. Waktu itu Aceh lagi rame-ramenya," ujar Kapten Tatang.
Singkat cerita berangkatlah Kapten Tatang ke Aceh dengan meninggalkan istri yang baru dinikahinya itu. Di Aceh, pasukan Yonif 315/Garuda ditugaskan di wilayah Aceh Utara, timnya Kapten Tatang ditempatkan Pos TNI Syamtalira Bayu.
Pos TNI Syamtalira Bayu bukan berada di wilayah yang aman. Bagaimana tidak, terbukti baru 3 jam tiba, Kapten Tatang dan rekan-rekannya sudah diserang dan dihujani peluru oleh pasukan GAM.
"Baru tiga jam mendarat dan serah terima dengan Yonif 327 Cianjur, kemudian siaga senja. Magribnya pos saya diserang sama GAM," kata kata Kapten Tatang yang kini menjadi guru besar ilmu kebatinan Laduni di Padepokan Albaathin Alwaliyy.
Walau baru tiga jam jadi warga Pos Syamtalira Bayu, Kapten Tatang dan pasukan Yonif 315/Garuda tak gentar. Serangan GAM dibalas dengan tembakan hingga terjadi bentrok senjata di malam yang pekat.
"Kita balas serangan, setelah pagi kita sisir, malam tidak bisa keluar pos karena rawan dan gelap. Ternyata Ada bekas-bekas saja. Dan ada masyarakat yang meninggal di situ, tidak tahu kena peluru dari siapa," kata Kapten TNI Tatang.
Kapten Tatang bertugas di Pos Syamtalira Bayu cukup lama setengah tahun dia di pos itu, sampai kemudian dia dipindahkan tugaskan ke wilayah Pidie.
"Enam bulan Pos Syamtalira Bayu saya dipindahkan ke Pidie jadi Wakil Komandan Tim Satuan Gerak Intelijen, Komando Pos, Komandan TIm Kota Bakti," ujar Kapten Tatang.
Dan tak main-main, ternyata Kapten Tatang bersama pasukan Yonif 315/Garuda ditugaskan hampir dua tahun di Aceh. "18 bulan saya di sana dan baru pulang bisa bertemu istri lagi di Bandung," kata beliau.
Perlu diketahui, Kapten Tatang mulai meniti karier militer di TNI pada 1996 melalui jalur Sekolah Calon Bintara (Secaba) TNI Angkatan Darat. Dan langsung ditempatkan di Brigif 15/Kujang.
Selama di Brigif 15/Kujang, Kapten Tatang beberapa kali di BKO untuk terlibat dalam berbagai operasi. Pada 1998, dia BKO ke Yonif Raider 301/Prabu Kian Santang dan diberangkatkan tugas operasi Timor-timur.
Beliau juga pernah bertugas sebagai pelatih raider di Batalyon Infanteri (Yonif) 327/Brajawijaya yang sekarang bernama Batalyon Infanteri Raider 300/Raider Brajawijaya.
Lalu, pada 2007 beliau berhasil lulus Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI dengan pangatk Letnan Dua (Letda) dan dipercaya jadi komandan peleton di Yonif 315/Garuda.
Lalu pindah untuk menjabat sebagai Komandan Koramil 2101/Sukaraja, Kodim 0621/Kabupaten Bogor. Dan kemudian menjabat Kepala Seksi Logistik di Kodim 0621/Kabupaten Bogor, hingga akhirnya pada 2019 dipercaya menjabat Danramil) 2115/Kemang, Kodim 0621/Kabupaten Bogor.
Dan saat ini Kapten Tatang dikerahkan untuk memperkuat operasi Satuan Tugas Aparat Teritorial (Satgas Apter) 2020. Beliau saat ini menjalankan tugas di Kaimana, Papua Barat.
Baca: Tak Disangka, Kapten Tatang Ternyata Raider TNI Eks Pasukan Setan