Tak Disangka, Kapten Tatang Ternyata Raider TNI Eks Pasukan Setan
- VIVA Militer/Istimewa
VIVA – Dalam beberapa hari ini nama Komandan Komando Rayon Militer (Koramil) 2115/Kemang dari Kodim 0621/Kabupaten Bogor, Kapten Inf Tatang Taryono begitu santer menghiasi layar VIVA Militer.
Ratusan ribu orang telah berkunjung untuk membaca kisah dari prajurit TNI yang tersohor seantero Nusantara karena menguasai ilmu beladiri aliran putih tingkat tinggi yang sangat langka, bernama Ilmu Laduni.
Mungkin banyak yang penasaran dengan sosok Kapten Tatang. Karena selama ini beliau hanya diketahui sebagai prajurit Kodam III/Siliwangi yang memegang tongkat kepemimpinan di Koramil 2115/Kemang.
Di edisi kali ini, Jumat 19 Maret 2021, VIVA Militer akan menguak habis rekam jejak sebenarnya Kapten Tatang. Simak hasil perbincangan khusus kami dengan Kapten Tatang.
Kapten Tatang putra asli Subang, Jawa Barat. Beliau lahir pada 7 Agustus 1974 dari keluarga sederhana yang berpenghasilan sebagai buruh. Selepas menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 1994 beliau berusaha menjadi prajurit TNI melalui jalur Akademi Militer.
"Tahun 1994 saya berusaha masuk dengan daftar ke Akmil, tapi gagal. Gugur di pantukhir (Pemantauan Akhir-red)," kata Kapten Tatang.
Saat itu keinginannya menjadi prajurit TNI sangat tinggi. Gagal menembus Akmil, Kapten Tatang mendaftar di Sekolah Calon Bintara (Secaba) TNI. Dan dia berhasil masuk dan resmi bergabung dengan TNI pada 1996.
"Penugasan pertama sebagai prajurit TNI di Brigif 15/Kujang. Dan dipercaya jadi buru sergap," katanya.
Dua tahun berdinas di Brigif 15/Kujang, Kapten Tatang mendapatkan penugasan sebagai prajurit Bawah Kendali Operasi (BKO) Batalyon Infanteri Raider 301/Prabu Kian Santang.
"Tahun 1998 BKO ke Yonif Raider 301 Sumedang dan berangkat tugas operasi Timor-timur sampai pasca jajak pendapat dan Timor-timur merdeka, saya kembali ke Brigif 15/Kujang. Lalu pada tahun 2000, mengikuti latihan para, terjun bebas," kata Kapten Tatang.
Selepas mendapatkan pelatihan para, pada tahun 2001, Kapten Tatang mendapatkan penugasan dalam Operasi Pemulihan Keamanan (Oplihkam) ke Aceh. Dan ternyata dia berangkat bersama satuan tempur tersohor di Jawa Barat, yakni Batalyon Infanteri (Yonif) 315/Garuda alias Pasukan Setan.
"Saya di BKO ke 315 Garuda Bogor, waktu itu pangkat saya masih sersan satu dan berangkat tugas operasi ke Aceh. Waktu itu Aceh lagi rame-ramenya," ujar Kapten Tatang.
Penugasan ke Aceh menjadi pengalaman operasi terlama dalam kehidupan Kapten Tatang sebagai prajurit TNI. Sebab beliau menghabiskan waktu selama 18 bulan sebelum kembali lagi ke Brigif 15/Kujang.
Sepulang dari penugasan operasi di Aceh. Kapten Tatang dipercaya untuk menjadi pelatih raider, raid penghancur. Lalu dia pun dipindahkan ke Batalyon Infanteri (Yonif) 327/Brajawijaya yang sekarang bernama Batalyon Infanteri Raider 300/Raider Brajawijaya.
"Di Yonif 327 Cianjur saya menjadi pelatih raider, penghancur karena saya sudah mendapat penataran di Pusdiklat Batujajar, Kopassus," ujar Kapten Tatang.
Setelah itu pada tahun 2005, Kapten Tatang keluar dari Yonif 327. Dia kembali ditarik ke Brigif 15/Kujang. "Nah pada tahun 2007 saya pendidikan Secapa dan lulus dengan pangkat Letnan Dua
Namun tak disangka-sangka, setelah lulus Secapa. Pada 2008, Kapten Tatang kembali ditugaskan untuk bergabung dengan batalyon Pasukan Setan TNI atau Yonif 315/Garuda dan Dia menjabat sebagai komandan peleton.
"2014 saya berangkat operasi Satgas Pamtas Indonesia-Malaysia ke wilayah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat," kata dia.
Dua tahun kemudian sepulang dari Kalimantan, pada 2016 Kapten Tatang mendapatkan kepercayaan untuk menjabat sebagai Komandan Koramil 2101/Sukaraja. "Dua tahun dua bulan jadi Danramil Sukaraja, kemudian saya pindah ke Kodim Kabupaten Bogor sebagai Pasilog," katanya.
Dan yang terbaru pada 2020, Kapten Tatang dipercaya menjabat Danramil Kemang. Dan saat ini Kapten Tatang dikerahkan untuk memperkuat operasi Satuan Tugas Aparat Teritorial (Satgas Apter) 2020. Beliau saat ini menjalankan tugas di Kaimana, Papua Barat.
Baca: 450 Tahun Tak Ada Masjid, Warga Takjub Dengar Azan Kapten TNI Tatang