Fakta Miris Serda TNI Aprilia Manganang Lahir Dibantu Dukun Beranak
- Twitter/@resti_raya
VIVA – Kebenaran bahwa atlet voli putri sekaligus prajurit Korps Wanita TNI Angkatan Darat (Kowad), Sersan Dua (Serda) TNI Aprilia Manganang, adalah seorang pria membuat geger. Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Andika Perkasa, mengungkap mengapa kebenaran ini baru terungkap.
VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, kelainan yang dialami oleh Aprilia dikenal dengan Hipospadia. Perlu diketahui, Hipospadia merupakan kondisi kelainan bawaan relatif jarang.
Kelainan ini diketahui saat lubang pipis penis pada bagian bawah organ. Dan kelainan ini biasanya menimpa bayi yang keluarganya memiliki riwayat kelainan serupa. Selain itu, kondisi keluarga Aprilia yang serba kesulitan membuat kedua orang tuanya termasuk dirinya pun tak tahu kelainan yang dialami.
Diungkap Andika, ayah Aprilia adalah seorang buruh perkebunan bernama Akib Zabrud Manganang. Sementara itu, sang bunda hanya seorang asisten rumah tangga yang bernama Suryati.
Kedua orang tua Aprilia juga memiliki pendidikan yang minim. Akib hanya lulusan Sekolah Dasar (SD), sementara istrinya Suryati malah tak tamat SD.
Saat Suryati melahirkan Aprilia, Akib tidak memanggil dokter atau bidan. Andika menyebut bahwa proses kelahiran Aprilia dibantu oleh tenaga para medis, atau menggunakan jasa dukun beranak.
"Kebetulan ayah dari anak ini bernama Akib Manganang. pekerjaannya adalah buruh perkebunan. Ibunya yang bernama ibu Suryati itu juga pekerjaannya waktu itu sebagai asisten rumah tangga," ucap Andika.
"Ayah dari anak ini hanya lulus dari sekolah dasar. Ibunya kebetulan tidak menyelesaikan sekolah dasar. Jadi, pada saat dilahirkan anak ini, yang membantu persalinan adalah para medis," katanya.
Karena dibantu oleh para medis, maka pengetahuan tentang kelainan Hipospadia ini tidak diketahui. Bahkan hingga Aprilia beranjak dewasa, hingga akhirnya bergabung dengan Korps Wanita TNI Angkatan Darat.
Baik para medis yang membantu persalinan putrinya, Akib dan Suryati juga menganggap secara fisik bahwa Aprilia adalah seorang perempuan.
"Nah inilah yang kemungkinan membuat para medis atau orang tua pada saat kelahiran anak ini melihat hanya secara fisik bahwa anak yang dilahirkan adalah anak perempuan," ujar Andika.