Digempur TNI, Kelompok Penggorok 2 Polisi Pembunuh 7 Brimob Kian Lemah

VIVA Militer: Komandan Korem 132/Tadulako, Brigjen TNI Farid Makruf.
Sumber :
  • Korem 132/Tadulako

VIVA – Komandan Komando Resor Militer (Korem) 132/Tadulako, Kodam XIII/Merdeka, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf memastikan bahwa kelompok teroris bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sudah lemah.

Terpopuler: Enzo Allie Jadi Lulusan Terbaik Kopassus, Polisi Tantang Warga Duel Carok

Menurut Brigjen TNI Farid, kelompok teroris antek ISIS itu dipastikan lemah setelah jumlah mereka berkurang akibat tewasnya dua anggota kelompok itu, dalam bentrok senjata dengan prajurit-prajurit TNI pekan lalu.

"Kepada seluruh masyarakat saya yakinkan, kelompok 9 itu sudah lemah sekarang," kata Brigjen TNI Farid dalam keterangan tertulis dilansir VIVA Militer, Senin 8 Maret 2021.

Jadi Lulusan Terbaik Kopassus, Ini yang Dilakukan Letda Enzo Allie

Jenderal TNI berdarah Komando Pasukan Khusus (Kopassus ) TNI itu menuturkan, setelah mendapatkan gempuran hebat dari TNI, kelompok MIT yang tersisa bersembunyi ke dalam hutan Poso. Namun, TNI dipastikan tak akan menghentikan perburuan.

Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya terus bergerak melakuakn pengejaran terhadap 9 orang yang tersisa, termasuk pimpinan MIT, Ali Kalora.

Reaksi Bangga Ibu Enzo Melihat Anaknya Jadi Lulusan Terbaik Kopassus

"Kalau saya berbicara tentang masalah teroris di Poso ini saya membedakannya menjadi dua, yang pertama terorisme bersenjata seperti yang dilakukan oleh sembilan orang tersisa yang sedang kami buru yang kedua adalah para simpatisan yang sudah sangat terpengaruh oleh ajaran radikalisme. Oleh karena itu kita TNI-Polri sedang berkonsentrasi untuk mengejar kelompok MIT yang tersisa 9 orang dibantu oleh pasukan kusus dari TNI dan peralatan dari Polri," kata Brigjen TNI Farid.

Photo :
  • Korem 132/Tadulako

Walau perburuan digencarkan, tapi menurut Brigjen TNI Farid, aparat masih memberikan kesempatan bagi 9 anggota MIT untuk menyerahkan diri.

"Saya masih ingin memberi kesempatan kepada sisa 9 orang kelompok MIT Poso untuk kami masih membuka pintu untuk turun dan menyerahkan diri melalui proses hukum dan hiduplah seperti masyarakat biasa, kami akan berikan keringanan. Tetapi apabila kalian tetap terus  melanjutkan atau memperjuangkan apa yang selama ini kalian telah lakukan sudah tidak ada tawaran lagi kalian akan berhadapan dengan kami TNI-Polri," katanya.

Dengan semakin melemahnya kelompok MIT, Danrem mengimbau masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas sosial dan ekonomi seperti sedia kala. Dan TNI menjamin keamanan masyarakat. "Kami siap mendampingi, agar perekonomian di Poso itu menggeliat, tumbuh kembali," katanya.

Untuk diketahui, dalam beberapa pekan ini telah terjadi bentrok senjata antara aparat dan kelompok MIT. Dalam peristiwa itu, dua anggota MIT mati terbunuh, mereka adalah  Khairul alias Irul alias Aslam dan Alvin alias Adam alias Mus'ab alias Alvin Anshori.

Yang perlu diketahui, sejak MIT masih dipimpin Abu Wardah alias Santoso hingga kini dipegang Ali Kalora, sudah banyak anggota kepolisian dan Brimob yang terbunuh.

Sejak 2012 sudah 9 polisi dibunuh. Dua korban personel Polsek Poso Pesisir Selatan, yaitu Briptu Andi Sapa dari tim Buser dan Kepala Unit Intelkam, Brigadir Sudirman. Dan 7 lainnya merupakan anggota Brimob.

Kelompok MIT sejak zaman Santoso terkenal sadis dan berdarah dingin. Dua personel Polsek Poso Pesisir Selatan dibunuh dengan cara tak manuasiawi. Leher mereka digorok, tangan mereka diikat dan jenazah mereka dipendam ke dalam lumpur di hutan wilayah Gunung Biru. Keduanya dibunuh dengan disiksa terlebih dahulu.

Kelompok ini mulai digempur TNI sejak 2016, dan gembong MIT kala itu yakni Santoso tewas di tangan prajurit TNI dari Batalyon Infanteri Raider 515/Ugra Tapa Yudha, di bawah komando Brigif 9/Dharaka Yudha, Divisi Infanteri 2/Kostrad.

Baca: Tentara Malaysia Kaget Ada Mayat Wanita Indonesia Terbaring di Pantai

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya