Sadis, Sejak Januari 2021 OPM Sudah 8 Kali Serang Warga Sipil dan TNI
- Asia Times
VIVA – Aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata yang tergabung dalam Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Tanah Papua ternyata sudah semakin menjadi-jadi.
Gerombolan bersenjata OPM ini ternyata tidak hanya menargetkan aparat TNI dan Polri saja sebagai sasarannya, tapi mereka juga menargetkan warga sipil yang dianggap tidak mendukung dengan gerakan mereka.
Perwira Penerangan (Papen) Kogabwilhan III, Lekol Laut Deni Wahidin menyatakan, dalam dua bulan terakhir kelompok bersenjata KKB atau OPM begitu aktif mengganggu pos TNI-Polri di Intan Jaya.
Menurut Letkol Deni, mereka tidak hanya menembaki pos TNI-Polri, mereka juga mengganggu aktivitas masyarakat. Total ada delapan kontak tembak antara TNI-Polri dan KKB atau OPM sejak Januari hingga Februari.
“Mereka itu aktif menembaki pos kita, selain itu mereka kerap mengintimidasi masyarakat dan pejabat Pemda Intan Jaya,” kata Papen Kogabwilhan III Letkol Laut Deni Wahidin dalam keterangannya, Senin, 22 Februari 2021.
Dia menambahkan, sejak Januari 2021 hingga hari ini setidaknya telah terjadi delapan kasus kontak senjata yang melibatkan para gerombolan bersenjata OPM itu.
Pada tanggal 6 Januari 2021, kelompok OPM telah melakukan penyerangan dan pembakaran satu buah pesawat misionaris milik PT MAF di Kampung Pagamba, Distrik Biandoga, Kabupaten Intan Jaya. Untungnya tidak ada korban jiwa atas insiden itu, karena Sang Pilot bernama Alex Luferchek yang merupakan warga negara Amerika Serikat berhasil melarikan diri sebelum pesawat tersebut habis dilahap si-jago merah.
Pada tanggal 30 Januari 2021, gerombolan OPM itu juga kembali menembak seorang warga sipil yang bernama Boni Bagau. Boni Bagau adalah warga Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya ini, dia tewas ditembak oleh kelompok OPM pimpinan Undius Kogoya di perbatasan Distrik Sugapa dan Distrik Homeyo. Boni ditembak karena dituduh sebagai mata-mata dari aparat keamanan TNI-Polri.
Kemudian nasib yang sama dialami oleh Ramli. Warga Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya itu juga tewas ditangan OPM pada hari Senin 8 Februari 2021 atau satu minggu setelah kematian Boni Bagau.
Selain itu, sejak Januari 2021, lima orang prajurit terbaik TNI telah tewas akibat serangan OPM, mereka adalah:
1. Almarhum Prada Agus Kurniawan.
Prada Agus Kurniawan terkena tembakan dari kelompok OPM pada tanggal 10 Januari 2021. Kontak tembak antara sejumlah prajurit Satgas Pamtas Mobile RI-PNG itu dengan kelompok OPM terjadi sekitar pukul 11.40 WIT ketika prajurit TNI AD tengah melakukan patroli rutin di Distrik Titigi, Intan Jaya, Papua. Prada Agus tewas setelah peluru OPM menembus bagian punggungnya.
2. Almarhum Pratu Roy Vebrianto.
Pratu Roy adalah Anggota Yonif Raider 400/Banteng Raider yang bertugas sebagai Satgas Pamtas RI-PNG. Dia tewas pada hari Jum'at pagi, 22 Januari 2021 usai melaksanakan salat subuh di Pos Titigi, Intan Jaya, Papua. Pratu Roy langsung tersungkur setelah timah panas menerjang dada kanannya dari jarak kejauhan.
3. Almarhum Pratu Dedi Hamdani.
Pratu Dedi Hamdani adalah prajurit TNI AD yang berasal dari Yonif Raider 408/SBH yang bertugas bersama Yonif Raider 400/BR di bawah komando Kodam IV/Diponegoro. Pratu Dedi tewas pada hari Jum'at, 22 Januari lalu.
Pratu Dedi dikabarkan tewas setelah mengejar para pelaku penembakan terhadap Pratu Roy Vebrianto di wilayah Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
4. Almarhum Praka Hendra Sipayung. Praka Hendra tewas ditembak dari jarak dekat oleh OPM pada hari Jum'at, 12 Februari 2021 lalu. Praka Hendra adalah prajurit TNI AD dari Satuan Tugas (Satgas) Aparat Teritorial (Apter) Kodim Persiapan Intan Jaya. Dia tewas ketika tengah berada di sebuah warung milik warga Papua yang bernama Kevin yang letaknya tidak jauh dari Kodim Persiapan Intan Jaya.
5. Terakhir, Almarhum Prada Ginanjar Arianda. Prada Ginanjar tewas tertembak pada Senin pagi, 15 Februari 2021, sekitar pukul 08.23 WIT, ketika berada di Pos Peninjauan di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.