Mayor Saleh: Kalau Uang Korupsi Dikumpulkan, TNI Bisa Punya Satelit

VIVA Militer: Mayor TNI (Purn.) Muhammad Saleh Karaeng Sila
Sumber :
  • Instagram/@muhammadsaleh349

VIVA – Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai garda terdepan pelindung kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus mendapat dukungan penuh dari rakyat dan pemerintah. Terutama, dalam hal alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Strategi Pertahanan RI Ala Jenderal TNI Prabowo, Benteng Alam Ekonomi Militer

Dalam pantauan VIVA Militer dari akun Youtube bernama MPS Sang Mayor Pemersatu, seorang Purnawirawan Perwira Menengah (Pamen) TNI Angkatan Darat, Mayor Inf. (Purn.) Muhammad Saleh Karaeng Sila, menyebut bahwa ia pernah memberikan gagasan bahwa TNI harus memiliki satelit militer sendiri.

Apa yang dikatakan Saleh ini bukan hal sembarangan. Jebolan Akademi Militer (Akmil) 1999 itu pernah bertugas di Brigade Lintas Udara (Linud) 18/Sarvatra Eva Yudha, dan Brigade Infanteri Raider 20/Ima Jaya Keramo.

Jadi Pasukan Perdamaian PBB, Ternyata Prajurit TNI Ini Kuasai Bahasa Kuno Benua Hitam Abad 18

Menurut keterangan eks Komandan Pusat Teritorial TNI Angkatan Darat (Danpusterad) dan Komandan Resimen Taruna (Danmentar) Akmil, Mayjen TNI (Purn.) Indra Hidayat, sosok Saleh dikenal sangat hebat. Saleh adalah salah satu pelatih terbaik di satuan Raider. 

Tak hanya itu, Saleh juga pelatih terbaik di pasukan elite Pleton Intai Tempur (Ton Taipur) Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Mengejutkan, Begini Nasib 2 Jenderal Eks Panglima Kostrad TNI Usai Nyoblos Pilkada

Dalam video berdurasi 41 menit 15 detik, Saleh mengaku pernah memaparkan idenya membukukan taktik gerilya baru TNI Angkatan Darat pada 2010 silam. Taktik gerilya baru yang dibuat Saleh difokuskan kepada integrasi seluruh kecabangan TNI Angkatan Darat, mulai dari Infanteri, Zeni, Artileri Medan (Armed), hingga Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad).

Tak tanggung, Saleh menjelaskan gagasannya ini kepada Kepala Staf Umum (Kasum) TNI saat itu, Letjen TNI Johannes Suryo Prabowo.

Saat itu, Saleh yang tengah menjabat sebagai Kepala Seksi Logistik (Kasilog) Brigif Raider 20/Ima Jaya Keramo, diminta untuk melatih pasukan Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 755/Yalet, yang akan ditugaskan menjaga perbatasan RI-Papua Nugini (PNG). 

Saat melakukan tugasnya, Suryo Prabowo datang langsung untuk meninjau prosesnya. Saat itu juga, Suryo Prabowo sangat terkesan dengan materi yang diberikan oleh Saleh kepada pasukan Yonif Raider 755/Yalet.

"Pertanyaan saya adalah agar taktik yang tadi dibukukan untuk diajarkan untuk infanteri maupun seluruh kecabangan di TNI. Karena biasanya, kekhawatiran kita di TNI adalah di saat latihan di luar buku petunjuk yang sudah ada, maka tolong dibukukan," ujar Saleh.

Ternyata, bukan cuma taktik yang masuk dalam ide Saleh. Ia juga menyampaikan bahwa TNI harus memiliki satelit sendiri. Menurut Saleh, satelit militer akan sangat berguna bagi TNI dalam menjalankan operasi militer. 

"Saya sudah berbicara waktu itu, bahwa untuk melengkapi operasi gerilya kita, kita jangan meninggalkan teknologi. Kita tetap harus mengikuti perkembangan teknologi, yang sesuai dengan karakter wilayah kita," kata Saleh melanjutkan.

"Waktu itu saya sudah berbicara tentang satelit, bagaimana caranya TNI memiliki satelit sendiri yang tidak bisa diintervensi. Wah lagi-lagi anggaran. Daripada korupsi itu, pejabat-pejabat banyak korupsi. Itu kalau dikumpulkan uang-uang korupsi, kita bisa punya satelit beberapa biji," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya