Pasukan Elite Kariango Kostrad TNI Disiapkan Tembus Belantara Papua
- Yonif Para Raider 431/SSP.
VIVA – Pihak militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali mengerahkan pasukan elite dari Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) untuk masuk ke Papua.
Pasukan elite Kostrad yang yang dipersiapkan ialah pasukan langit dari Batalyon Infanteri Para Raider 431/Satria Setia Perkasa, Brigade Infateri Para Raider 3.
Berdasarkan siaran resmi Yonif Para Raider 431/SSP dilansir VIVA Militer, Selasa 9 Februari 2021, batalyon ini dipersiapkan untuk bergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Mobile RI-Papua Nugini di Papua.
Sejauh ini berbagai persiapan terus dimatangkan. Yang terbaru Komandan Brigif Para Raider 3, Letkol Inf Fadli Mulyono telah melakukan pengecekan kesiapan awal pasukan di markas Yonif Para Raider 431/SSP di Kariango, Maros, Sulawesi Selatan.
- Yonif Para Raider 431/SSP.
Kegiatan pemeriksaan awal ini bertujuan mengakomodasi kebutuhan satgas yang konkret, baik personel, materiil, sarana dan prasarana materil logistik yang menjadi kebutuhan dalam pelaksanaan tugas, untuk menjadi bahan masukkan kepada komando atas untuk selanjutnya dapat dilakukan pemenuhan.
Direncanakan sebanyak 450 prajurit TNI dari Yonif Para Raider 431/SSP Kariango akan dikerahkan ke Papua pada bulan Juli 2021.
Perlu diketahui, Yonif Para Raider 431/SSP Kariango bukan kali pertama ini ditugaskan ke Papua. Sejak satuan ini berdiri pada pada 1986, sudah lebih lima kali mereka dikerahkan TNI ke Papua.
Yang terbaru pasukan langit Kostrad ini diterjunkan ke Papua dalam Satuan Tugas Pengamanan Pembangunan Infrastruktur Jembatan (PPIJ) di Kabupaten Nduga.
Selain sering dikerahkan operasi menembus belantara Papua, pasukan Yonif 431/SSP Kariango juga memiliki rekam jejak penugasan operasi militer ke Timor-timur dan Aceh.
Baca: Usai Penemuan Harta Gurkha, Prajurit TNI Lihat Pria Misterius di Hutan
Bertaruh Nyawa, Prajurit Guntur Geni Kostrad Bantu Proses Persalinan Ibu Hamil di Pos Jaga Perbatasan RI-Malaysia
Proses persalinan dilakukan secara darurat, karena pasien ibu hamil tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju RSUD Nunukan karena gangguan cuaca ekstrim
