Jenderal TNI Ancam Teroris: Ngebom-ngebom Gue Lindes Lu!
- Youtube
VIVA – Salah satu bahaya yang mengancam keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah aksi terorisme. Sebagai garda terdepan pelindung masyarakat, Tentara Nasional Indonesia (TNI) punya tugas berat untuk menumpas gerakan terorisme.
Lewat pantauan VIVA Militer dari sebuah akun Youtube, sebuah video menunjukkan pernyataan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letjen TNI Ryamizard Ryacudu, menggelar pasukannya di Lapangan Monumen Nasional (Monas), 22 Juli 2001.
Saat itu, pasukan Kostrad adalah salah satu yang dikerahkan untuk mengamankan Daerah Khusus Ibukota (DKI). Tak hanya itu, menurut Ryamizard ada lebih dari 2.000 orang personel yang terdiri dari Kostrad, Korps Pasukan Khas (Paskhas), Korps Marinir Armada Barat dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) saat itu.
Sebagai Pangkostrad, Ryamizard memimpin gelar pasukan saat itu. Perlu diketahui, pengerahan ribuan pasukan saat itu adalah untuk mencegah terjadinya lagi peristiwa kerusuhan massa pada 1998.
Pengerahan ribuan pasukan gabungan saat itu adalah untuk pengamanan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Sementara di sisi lain, Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mengeluarkan Dekret Presiden pada 23 Juli 2001 dini hari WIB.
Dekret Presiden yang dikeluarkan oleh Gus Dur pada akhirnya membuatnya lengser. Sebab pada Sidang MPR saat itu diputuskan pencopotan Gus Dur dari jabatan Presiden RI.
Ryamizard yang memimpin pasukan gabungan, memastikan bahwa langkah ini adalah untuk mengamankan situasi di Jakarta. Tak hanya itu, jebolan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) 1974 ini juga memastikan bahwa TNI akan menjaga kekompakan dan tidak akan bisa dipecah belah.
"Apel siaga ini adalah upaya untk mencegah terulangnya kerusuhan 1998, jelang Sidang MPR. Jadi kalau sewaktu-waktu timbul (masalah) keamanan seperti tahu 1998, kita siap. Dan yang penting tidak bisa diadu-adu. Tahun 1998 kan diadu-adu. Diadu-adu itu, enggak tahu aja," ujar Ryamizard.
Ryamizard membantah saat mendapat pertanyaan bahwa gelar pasukan tersebut adalah aksi pamer kekuatan TNI. Tak cuma itu, mantan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Jaya/Jayakarta ini juga memastikan netralitas TNI dalan situasi politik yang sedang memanas saat itu.
Di sisi lain, Ryamizard juga mengancam kepada pihak mana pun yang berniat untuk melakukan aksi teror akan ditindak dengan tegas.
"(Pamer kekuatan) tidak juga. Kepada yang ngebom-ngebum betul, awas gue lindes lu. Kita jaga Istana kok. Mau pendukung, mau pro, mau kontra, enggak ada urusan sama kita. Selagi baik dan tidak merusak silahkan saja," kata Ryamizard.