Gawat, 20 Pemberontak Tembaki Rombongan Jenderal TNI
- Youtube
VIVA – Sebuah kisah menegangkan pernah dialami oleh Jenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu, di daerah operasi militer. Ryamizard yang saat itu menduduki posisi sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) nyaris jadi sasaran serangan kelompok separatis.
Dirangkum VIVA Militer dari berbagai sumber, 20 orang anggota pemberontak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menyerang pasukan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang terdiri dari Satuan Tugas (Satgas) Zeni I dan Batalyon Infanteri (Yonif) 320/Badak Sakti.
Insiden baku tembak pun tak terelakkan. Pasukan Satgas Zeni I dan Yonif 320 yang berada di Desa Cot, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, langsung membalas serangan yang dilancarkan kelompok separatis itu, Minggu 20 Februari 2005.
Kontak tembak disebut terjadi sekitar 15 menit. Beruntung, tak ada pasukan TNI yang menjadi korban tewas dalam insiden tersebut.
Siapa sangka, serangan puluhan anggota GAM hanya berselang sesaat sebelum kedatangan Ryamizard untuk mengecek pasukannya.Â
Setelah mendengar laporan dari pasukannya, Ryamizard langsung memimpin pengejaran. Meski berpangkat Jenderal TNI, Ryamizard yang dikenal sebagai prajurit tempur langsung bergerak melakukan pengejaran dengan membawa senapan laras panjang Heckler & Koch MP5.
Perlu diketahui, Ryamizard adalah jebolan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) 1974. Putra Mayjen TNI (Purn.) Musannif Ryacudu ini merupakan rekan satu angkatan Letjen TNI (Purn.) Prabowo Subianto Djojohadikusumo.
Ryamizard tercatat pernah ikut terjun dalam Operasi Seroja di Timor-Timur, di awal kariernya sebagai Perwira TNI Angkatan Darat. Sebelum mencapai posisi sebagai orang nomor satu di TNI Angkatan Darat, Ryamizard pernah menduduki sejumlah posisi strategis.
Beberapa jabatan yang pernah disegel oleh pria kelahiran 21 April 1950 ini adalah Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya, Pangdam Jaya/Jayakarta, dan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).