Jenderal TNI dari Tarutung Turun Gunung Latih Prajurit Tembak Sasaran
VIVA – Masyarakat awam menganggap bahwa seluruh prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) pasti jago tembak. Akan tetapi, kemampuan menembak adalah sebuah keahlian yang harus terus ditingkatkan dengan cara dilatih.
Lewat pantauan VIVA Milier sebuah video yang diunggah sebuah akun Youtube, tampak seorang Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat tengah menjelaskan sedikit teori dan praktek menembak.
Ya, dia adalah Letjen TNI (Purn.) Hinsa Siburian. Saat itu, Hinsa masih berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen) TNI dan menduduki posisi sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih.
Dalam video yang berdurasi 3 menit 47 detik itu, Hinsa mengingatkan para anak buahnya bahwa menembak bukan hanya teori dan perlu praktek. Tak hanya itu, praktek menembak setiap prajurit juga harus diawasi secara ketat. Hal ini terkait dengan peningkatan atau penurunan kemampuan.
"Kalau hanya berteori, ayo, ayo, nembak, tapi kalian tida cek dan tidak kalian awasi ya tidak naik-naik," ucap Hinsa.
Kemudian, Hinsa yang merupakan seorang anggota satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memberikan sedikit teori soal cara bagaimana menembak yang benar.
Dijelaskan Hinsa, saat akan membidik hendaknya memaksimalkan pandangan mata. Setelah itu, pandangan diarahkan lebih dulu ke bidikan besi (pisir). Kemudian setelah mengunci lewat pisir, target kembali dikunci lewat pejera (bidikan di ujung senapan). Hal ini yang disebut Hinsa sebagai gambar bidik.
"Yang hitam ini namanya sasaran, iya kan? Kita bergerak dari yang dekat dulu, mata, cari pisir, cari pejera, baru ke sasaran. Bagaimana kita mempertahankan itu, itu lah yang disebut gambar bidik, itu dulu. Dengan asumsi bahwa titik bidik di tengah-tengah kita," kata Hinsa.
Perlu diketahui, Hinsa yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pernah terjun dalam sejumlah operasi militer saat masih aktif berdinas.
Selain itu, Hinsa juga diketahui pernah menjabat Komanan Pusat Pendidikan Detasemen 81 (Penanggulangan Teror), atau yang lebih dikenal Sat-81/Gultor.