Jenderal Kopassus TNI dari Tarutung Bingung Bisa Jadi Lulusan Terbaik

VIVA Militer: Letjen TNI (Purn.) Hinsa Siburian saat menjabat Wakasad
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Tak semua perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) bisa dengan mudah mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa. Sebuah penghargaan bagi lulusan terbaik bagi seluruh Perwira Pertama (Pama) TNI. Ada kisah unik dari seorang anggota satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus), yang justru terheran-herang mengapa ia menjadi lulusan terbaik.

Membangun Kota Hijau, Peran ESG dalam Perencanaan Properti

Dirangkum VIVA Militer dari berbagai sumber, sosok ini adalah salah satu putra terbaik yang pernah dimiliki oleh TNI Angkatan Darat, terutama Kopassus.

Pria yang saat ini menduduki posisi sebagai Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), adalah lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil 1986, dan menerima penghargaan Adhi Makayasa. 

Kantongi Gold Rank ASRRAT 4 Tahun Berturut-turut, Bukti Komitmen BNI Terapkan Keuangan Berkelanjutan

Anehnya, Hinsa justru mengaku tak mengira bisa menjadi lulusan terbaik Akademi Militer. Hinsa sama sekali tidak pernah memikirkan bagaimana menjadi seorang penerima penghargaan Adhi Makayasa.

"Adhi Makayasa itu penghargaan kepada perwira lulusan Akmil yang terbaik. Untuk mendapatkan itu sebenarnya saya ketika itu juga tidak berpikir akan mendapatkan itu. Yang mana, penilaian itu kan mulai dari tingkat satu, tingkat dua, tingkat tiga, tingkat empat," kata Hinsa melanjutkan.

Sosok Adik Kandung Menhan Sjafrie, Ternyata Jenderal Bintang 2 TNI Eks Petinggi BIN

"Ini diakumulasi semua ini, sehingga muncul nilai itu, muncul rangking satu itu. Saya tidak mengira, yang penting ketika itu saja belajar, berlatih saja dengan sebaik-baiknya. Perwira itu selalu didoktrin lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan," ucapnya.

Lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, 28 Oktober 1959, Letjen TNI (Purn.) Hinsa Siburian adalah sosok prajurit Kopassus yang penud dedikasi. Bagaimana tidak, Hinsa menghabiskan waktu hampir 17 tahun bersama Korps Baret Merah, khususnya di Detasemen 81 (Penanggulangan Teror) atau Sat-81/Gultor.

"Penugasan pertama saya adalah di Kopassus setelah saya lulus dari Akadmi Militer tahun 1986. Sebagai perwira Kopassus ketika itu, saya ditugaskan di Satuan Anti Teror Den-81/Kopassus. Lebih kurang 17 tahun saya bertugas di pasukan khusus ini. Tentu, itu waktu yang cukup lama," ujar Hinsa.

Saat masih berpangkat Mayor TNI, Hinsa pernah ditunjuk menjadi Wakil Komandan Sat-81/Gultor, tepatnya pada 10 November 1997. Kemudian pada 1 Februari 2003, Hinsa menduduki posisi terakhir di Kopassus, saat menjabat sebagai Komandan Satuan Pendidikan (Dansatdik) Pusat Pendidikan Kopassus (Pusdikpassus).

Pada 15 Juli 2003, Hinsa pun mulai masuk ke komando teritorial saat menjadi Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 1710/Mimika. 12 tahun kemudian, Hinsa yang saat itu sudah berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen) TNI kemudian memegang tongkat komando Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih.

Hampir dua tahun memimpin Kodam XVII/Cenderawasih, Hinsa mendapatkan promosi kenaikan pangkat menjadi Letnan Jenderal (Letjen) TNI dengan jabatan sebagai Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakil KSAD). Jabatan ini merupakan pencapaian tertinggi Hinsa, sebelum pensiun pada 2017.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya