Masuk Pulau Angker, Jenderal Kopassus Lihat Pohon Aneh yang Langka
- BNPB
VIVA – Tokoh militer Indonesia, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo belum lama ini masuk ke hutan di sebuah pulau yang terkenal dengan keangkerannya di Jawa Tengah.
Di pulau bernama Nusakambangan itu, dengan didampingi petugas BKSDA, sejumlah prajurit TNI dari Komando Daerah Militer IV Diponegoro, dan prajurit dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Letjen TNI Doni Monardo masuk ke dalam hutan lebat yang menutupi kawasan tersebut.
Dari informasi yang dilansir VIVA Militer, Rabu 27 Januari 2020, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus ke-31 itu masuk ke hutan di Pulau Nusakambangan bukan untuk memburu narapidana kakap yang kanur.
Tapi, beliau ke sana untuk melihat kondisi tanaman di hutan yang termasuk dalam wilayah konservasi itu. Pemantauan ini dilakukan sebagai upaya mitigasi terhadap bencana gelombang tsunami yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi dan menerjang wilayah tersebut.
Sebab, pulau yang terletak di bibir Samudera Hindia ini merupakan tameng alias barrier bagi Pulau Jawa, agar dapat terhindar dari terjangan gelombang tsunami. Sesuai pengalaman pada bencana tsunami Pangandaran 2006, Pulau Nusakambangan mampu menjadi pelindung Cilacap dari gelombang besar itu.
Tak cuma itu saja, yang paling menjadi daya tarik bagi Letjen TNI Doni untuk masuk ke pulau itu ialah, ingin mengetahui kondisi tanaman langka yang dikabarnya nyaris punah. Yakni Pohon Plahlar.
"Kami juga mendapatkan tentang tanaman Plahlar yang merupakan tanaman endemik Nusakambangan. Ini mulai populasinya berkurang," kata Letjen TNI Doni.
Pohon Plahlar cuma hidup di Pulau Nusakambangan. Keanehan dari tanaman ini ialah, tak bisa tumbuh di tempat lain. Dan sudah banyak yang berusaha membawanya ke Pulau Jawa, tapi selalu gagal hidup dan berkembang.
Karena sulitnya mengembangbiakkan tanaman ini di tempat lain, Plahlar masuk dalam status konservasi sangat punah. Dari penelitian disebutkan pula tanaman bernama latin Dipterocarpus litoralis ini memiliki kualitas kayu seperti meranti.
Selain itu pula, banyak fungsi dan keistimewaan tanaman langka ini. Selain kayunya bagus, getahnya juga bisa dimanfaatkan dan kandungan pada kulitnya juga bisa menjadi anti oksidan dan anti diabetes.
"Kami bersama-sama dengan BKSDA, berencana ke depan bagaimana meningkatkan populasi Plahlar ini agar tidak punah, karena Nusakambangan satu-satunya tempat hidup tanaman ini," kata Doni.