Wah, Perwira TNI Ini Berani Bongkar Sifat Asli KSAD Jenderal Andika
- Twitter/@tni_ad
VIVA – Tak semua Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat bisa mendapatkan kesempatan untuk menduduki posisi sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). Banyak syarat yang harus bisa dipenuhi, baik secara kemampuan tempur maupun intelenjsi dalam mengelola organisasi besar seperti TNI Angkatan Darat.
Seperti yang diketahui, saat ini kursi Kepala Staf TNI Angkatan Darat diduduki oleh Jenderal TNI Andika Perkasa. Jebolan Akademi Militer (Akmil) 1987 ini dipercaya untuk menjadi orang nomor satu di jajaran TNI Angkatan Darat sejak 22 November 2018.
Tentu saja, bukan perkara mudah bagi Andika untuk menjalankan tugasnya tanpa bantuan dari para staf sesama prajurit. Baik dari posisi Perwira, Bintara, maupun Tamtama.
Dua tahun lebih menjabat Kasad, Andika punya staf yang senantiasa berada di dekatnya saat menjalankan tugas ke berbagai wilayah. Ya, dia adalah Kapten Kav Muhammad Dwi Jayanto, Kepala Kelompok Penghubung Protokol (Kapokbungprot) KSAD.
Secara terang-terangan, Perwira Pertama (Pama) TNI dari satuan Kavaleri ini membeberkan bagaimana sosok seorang Kasad, Jenderal TNI Andika Perkasa. Saat mendapat pertanyaan, Dwi langsung menjabat bahwa Andika adalah sosok yang sangat rendah hati.Â
"Sosok bapak, yang pertama orangnya humble. Sangat rendah hati di mana pun berada," ucap Dwi dalam pernyataannya di video yang diunggah di akun Youtube resmi TNI Angkatan Darat.
Ternyata, meski memiliki pangkat tinggi Andika bukan lah sosok yang kaku. Bagi Dwi, satu hal yang sangat menjadi pelajaran baginya adalah bahwa Andika tidak pernah mau diperlakukan bak raja. Sikap Andika ini sangat menginspirasi Dwi yang pangkatnya jauh berada di bawah Andika tentunya.
Yang lebih mengejutkan lagi, Dwi mengatakan jika sosok Andika tidak pernah merasa istimewa meski merupakan pejabat negara. Dwi menyatakan, atasannya itu selalu ingin diperlakukan seperti halnya warga negara Indonesia biasa.
"Ada satu hal yang menurut kami itu sangat luar biasa, adalah pada saat pertama kali menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. Beliau selalu menekankan bahwasanya, beliau bukan lah raja," kata Dwi melanjutkan.
"Itu maknanya luas sekali, bahwasanya beliau tidak mau diperlakukan secara khusus, seperti layaknya seorang pejabat penting. Namun beliau ingin diperlakukan secara sama, seperti warga negara yang lain," ujarnya.