Gugur Ditembak OPM Usai Salat, Pratu Roy Ternyata Pasukan UNIFIL PBB
- Istimewa
VIVA – Kabar duka cita datang dari Papua, dua Tentara Nasional Indonesiaa (TNI) dari Komando Daerah Militer (Kodam) IV Diponegoro gugur dalam tugas operasi keamanan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Papua Nugini.
Kedua prajurit TNI itu yakni Pratu Roy Vebrianto dari Satgas Pamtas Mobile Batalyon Infanteri Raider 400/Banteng Raiders dan Pratu Dedi Hamdani dari Satgas Pamtas Penyangga Mobile Batalyon Infanteri Raider 408/Suhbrastha. Keduanya gugur pada Jumat 22 Januari 2021.
Pratu Roy gugur terlebih dahulu dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Caritas, Timika. Almarhum gugur akibat tertembak peluru di bagian dada kanan.
Almarhum ditembak kelompok separatis bersenjata OPM Papua di wilayah Titigi, Kabupaten Intanjaya. Pratu Roy yang menjabat sebagai Komandan Kelompok Senapan 2 Regu 3, Pleton I Kompi Senapan Yonif Raider 400/BR, ditembak di Pos TNI hanya beberapa saat setelah menunaikan ibadah Salat Subuh.
Sedangkan Pratu Dedi gugur akibat tertembak di bagian perut. Almarhum tertembak di Distrik Sugapa Lama, Intanjaya, saat melakukan pengejaran terhadap pelaku penyerangan Pos TNI Titigi dan penembakan terhadap Pratu Roy.
Dari informasi yang dihimpun VIVA Militer, Pratu Roy merupakan salah satu prajurit terbaik Yonif 400/Banteng Raiders. Meski usianya masih muda. Tapi dia memiliki rekam jejak pengalaman penugasan yang luar biasa.
Pratu Roy ternyata tak cuma pernah bertugas di dalam negeri. Tapi juga ke negara luar. Dia tercatat sebagai salah satu prajurit TNI AD yang tergabung dalam pasukan perdamaian dunia Persatuan Bangsa Bangsa (PBB).
Pada tahun 2017, Pratu Roy diterbangkan untuk bergabung dengan pasukan United Nations Interim Force in Lebanon alias UNIFIL. Ketika itu memang sebanyak 427 prajurit Yonif Raider 400/Banteng Raiders dipercaya untuk bertugas sebagai Satgas Yonmek Kontingen Garuda TNI XXIII-L/UNIFIL Main Body.