Letjen TNI Prabowo: Tentara Jadi Takut Perang Kalau Gajinya Dikurangi
- Youtube
VIVA – Kesejahteraan adalah hal yang sangat vital untuk menjaga profesionalisme seluruh prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pernyataan tegas dilontarkan oleh mantan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Letjen TNI (Purn.) Johannes Suryo Prabowo, soal bagaimana menjaga dan meningkatkan kesejahteraan para prajurit.
Lewat pantauan VIVA Militer dalam sebuah video yang diunggah di akun Youtube Digdaya TV, mantan Kepala Zeni Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ini dengan berani menyatakan bahwa TNI Angkatan Darat memiliki banyak kelemahan. Tak hanya itu, pria 66 tahun ini juga menyebut bahwa negara seperti tidak memiliki keinginan untuk meningkatkan kualitas para prajuritnya.
"Anggaran, selalu kita bicara persentase PDB atau APBN itu sebenarnya menunjukkan komitmen negara dan bangsa membangun tentaranya. Kita 0,81 persen berarti, bahasa kasar saya, enggak niat. Jadi yang paling penting itu gaji. Tentara, kalau gajinya pengurangan takut perang," ujar Suryo Prabowo.
Menurut data yang dirangkumnya, Suryo Prabowo menyebut bahwa jika anggaran pertahanan dibagi per satu personel TNI Angkatan Darat maka sertiap prajurit hanya memiliki dana sebesar Rp227 juta. Dana ini adalah untuk memenuhi semua kebutuhan, mulai dari gaji, perlengkapan hingga latihan tempur.
Di sisi lain, Suryo Prabowo membandingkannya dengan prajurit Angkatan Bersejata Singapura (SAF). Mantan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) I/Bukit Barisan dan Pangdam Jaya/Jayakarta ini mengungkap, satu orang prajurit militer Singapura bisa mendapatkan dana sebesar Rp2,45 miliar per tahunnya.
Kemudian, lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 1976 ini juga memberikan gambaran terhadap kemampuan tempur personel TNI Angkatan Darat. Suryo Prabowo tidak meragukan kualitas personel TNI, namun demikian ia menyayangkan tidak adanya peralatan yang bisa memaksimalkan kemampuan tempur tersebut.
Suryo Prabowo membeberkan kesulitan para prajurit TNI Angkatan Darat yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) di Papua, untuk mengejar komplotan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Dalam pandangannya, kemampuan para prajurit TNI dalam menjaga perbatasa Republik Indonesia-Papua Nugini (RI-PNG) akan lebih maksimal jika dibantu dengan sejumlah peralatan,
"Jadi kalau jumlah anggaran dibagi per kepala, satu orang untuk Angkatan Darat itu cuma Rp227 juta setahun. Itu buat gaji, latihan dan sebagainya. Kalau Singapura, Rp2,45 untuk satu prajurit setahun," kata Suryo Prabowo melanjutkan.
"Sebagai ilustrasi, bukan melecehkan. Kita mengejar OPM empat bulan saja enggak dapat. Kan kita pakai ilmu yang ada di badan kita, tidak punya alat tambahan untuk meningkatkan kapasitas prajurit. Ini menunjukkan bahwa memang saya setuju Angkatan Darat kita lemah," ujarnya.