TNI AL Batalkan Latihan Militer di Natuna Demi Cari Korban Sriwijaya
- Dispenal
VIVA – Upaya pencarian puing dan para korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 memasuki hari ketiga ini masih terus dilakukan. TNI Angkatan Laut dibawah komando Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono terus mengerahkan kekuatan penuh untuk mengangkat serpihan puing dan para korban dari dasar laut di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
Tidak tanggung-tanggung, Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan telah membatalkan rencana kegiatan latihan militer Hari Dharma Samudra yang rencananya akan dilakukan di Natuna demi menjalankan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) menjalankan misi pencarian dan penyelamatan korban Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh pada hari Sabtu siang, 9 Januari 2021 lalu.
Lebih jauh Kasal menjelaskan saat ini sebanyak 14 KRI dilibatkan, setelah ada penambahan 6 KRI dari jumlah sebelumnya yang hanya 8 KRI.
"Latihan tersebut dibatalkan untuk melaksanakan operasi kemanusiaan saat ini, sehingga untuk latihannya akan ditentukan setelah kegiatan SAR ini selesai," kata Laksamana TNI Yudo Margono.
Untuk diketahui, kekuatan TNI AL yang dikerahkan oleh Kasal dalam operasi pencarian dan penyelamatan korban Sriwijaya Air SJ182 kali ini dengan menerjukan tim penyelam gabungan yang terdiri dari Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) Marinir TNI AL, Komando Pasukan Katak (Kopaska), Dinas Penyelam Bawah Air (Dislambair) TNI AL, dan Pushidrosal TNI AL.
Selain itu, 14 armada Kapal Perang yang diturunkan untuk pencarian korban dan pengangkatan puing-puing pesawat diantaranya, KRI Teluk Gili Mnuk (Onboard Tim Kopaska), KRI Kurau, KRI Parang, KRI Teluk Cirebon, KRI Tjipati, KRI Cucut 866, KRI Tengiri, KRI Bontang, KRI RE Martadinata, KRI Semarang, dan KRI Rigel 933.