Bukti Militer Amerika Tak Punya Nyali Hadapi Perang Lawan TNI
- Youtube
VIVA – Sebagai ujung tombak pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki peran yang sangat vital. Dengan seluruh kemampuan yang dipunyai, tak ayal, seluruh satuan di tiga matra TNI sangat ditakuti dunia.
Dalam berita VIVA Militer Senin 11 Januari 2021, mantan Panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces), Jenderal (Purn.) Peter Pace, menyatakan bahwa Korps Marinir TNI Angkatan Laut adalah salah satu yang terbaik di dunia.
Tak hanya itu, Pace juga menyebut bahwa Korps Marinir TNI Angkatan Laut berada di posisi tiga besar yang terkuat di dunia. Oleh sebab itu, penempatan pasukan Korps Marinir AS (US Marine Corps) di wilayah Asia Tenggara, sama sekali tidak diarahkan pada tujuan menyerang sebuah negara, apalagi Indonesia.
Pace secara jujur mengatakan, AS bahkan tidak berani bermimpi untuk menyerang Indonesia. Meskipun di sisi lain, AS adalah salah satu negara terkuat dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
"Saat ini ada 3 kekuatan besar Marinir dunia, dan Indonesia berada pada posisi ke 3. Penempatan US Marine hanya untuk stabilitas kawasan di Asia Tenggara. Jangan bermimpi USA berencana menyerang Indonesia meski USA pimpinan NATO. Tidak pernah terpikir oleh pemimpin USA untuk menyerang Indonesia," ujar Pace, dikutip dari TV ABC 13.
Pengakuan Pace terhadap kehebatan TNI tidak hanya itu. Pace tahu betul bahwa Pasukan Angkatan Bersenjata AS sering berlatih bersama dengan TNI. Dan di saat itu pula, pasukan AS melihat langsung bagaimana kegarangan pasukan TNI. Pace mengakui anak buahnya kerap tak bisa menyaingi kehebatan personel TNI dalam setiap kali kesempatan latihan bersama.
"Kita sering berlatih dengan Indonesia. Kita sadar bagaimana kemampuan pasukan khusus Indonesia, pasukan kita sering kewalahan dalam setiap latihan perang dengan Indonesia," kata Pace melanjutkan.
Selain Pace, satu purnawirawan Perwira Tinggi Angkatan Darat AS lainya juga mengetahui kedigdayaan pasukan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Komandan Operasi Badai Gurun (Desert Storm) di Irak, Jenderal (Purn.) Tommy Franks, mendapatkan laporan bagaimana sepak terjang prajurit Kopassus saat membebaskan sandera di Bandara Don Mueang, Thailand.
Aksi pasukan Kopassus dalam Peristiwa Woyla membuat Franks geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak, pasukan Kopassus di bawah komando Letkol Inf Sintong Panjaitan hanya membutuhkan waktu 2 menit 49 detik untuk membebaskan 57 orang sandera di pesawat Garuda Indonesia DC-9.
Menurut Franks, laporan yang ia dapatkan langsung dari pasukan elite Angkatan Darat AS, Delta Force. Diungkap Franks, Delta Force memantau secara detail bagaimana pasukan Kopassus menjalankan operasi tersebut.Â
Franks juga berani memastikan, tidak ada militer di belahan negara mana pun yang mampu menyamai kemampuan taktik tempur yang dimiliki TNI dan rakyat Indonesia. Ya, taktik itu tidak lain adalah taktik perang gerilya.
"Saat operasi pembebasan sandera di pesawat yang dibajak di Bangkok Thailand, Delta Force memantau operasi tersebut. Operasi berjalan sukses dan sangat efektif," ucap Franks.
"Hal lain yang tidak dimiliki oleh pasukan negara lain, anda akan terkejut bila mendapati satu mata pelajaran yang takkan didapat di pendidikan elite militer manapun, yakni pendidikan gerilya," katanya.