Saat Jenderal Luhut Ngegas Gara-gara TNI Jadi Sasaran Hujatan
- Instagram/@luhut.pandjaitan
VIVA – Sebagai mantan prajurit yang kenyang dengan pengalaman tempur, Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan tentu sangat menjunjung tinggi Sumpah Prajurit dan Sapta Marga. Oleh sebab itu, pernah sedikit berapi-api saat ada kritik keras yang menyudutkan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Menurut data yang dikutip VIVA Militer dari situs resmi Akademi Militer (Akmil), Luhut adalah salah satu abituren yang meraih penghargaan Adhi Makayasa. Ya, pria yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia adalah lulusan terbaik Akmil 1970.
Dalam sebuah wawancara pada 2007 silam, Luhut sempat menceritakan perjalanan kariernya sebagai seorang prajurit TNI Angkatan Darat. Jenderal bintang empat berusia 73 tahun ini pernah bertugas di sejumlah operasi militer, bersama satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Luhut mendapat pertanyaan seputar adanya kritik keras terhadap TNI yang beredar di masyarakat. Oleh sebab itu, Luhut mengungkap bagaimana ia dan anak buahnya mempertaruhkan nyawa demi menjalankan tugas mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mantan Komandan Satuan 81 Kopassus, atau lebih dikenal dengan SAT-81/Gultor (Penanggulangan Teror), menyaksikan langsung bagaimana anak buahnya tewas dalam pertempuran. Luhut juga merasakan bisingnya dentuman peluru hingga bunyi ledakan bom yang bisa membuat nyali orang biasa ciut.
"Saya gendong ransel, saya ngalamin bagaimana gendong ransel, bagaimana ada tembakan peluru, bagaimana seorang letnan merayap, bagaimana anak buah saya gugur di Timtim delapan orang. Saya merasakan semua itu. Saya melihat prajurit saya berdarah-darah melaksanakan tugas," ujar Luhut.
Dari pengalamannya itu Luhut merasa jika para prajurit TNI memiliki tugas yang sangat berat. Tak memungkiri, Luhut juga menerima kritikan keras terhadap sejumlah kesalahan TNI di masa lampau. Akan tetapi, Luhut merasa tidak lah adil jika prajurit TNI selalu disalahkan.
Sebab menurutnya, kesalahan yang dilakukan prajurit TNI di masa lampau bukan lah hal yang kolektif sengaja dilakukan. Akan tetapi, ada sejumlah situasi yang justru menjadi faktor utama timbulnya kesalahan-kesalahan itu.
"Jadi kritik pada TNI itu betul memang TNI punya kesalahan-kesalahan di masa lalu. Tapi, itu bukan kesalahan-kesalahan kolektif yang dibuat waktu itu. Itu dibuat oleh keadaan, keadaan yang buat itu. Tapi apakah TNI harus dihujat terus, kan enggak juga," kata Luhut melanjutkan.
"Tapi, persepsi sudah terbentuk bahwa TNI itu binatang yang busuk. Sekarang yang busuk apa, salahnya apa gitu? Menurut saya kadang-kadang enggak fair, kasihan prajurit-prajurit itu dihujat, dihukum begitu aja. Padahal, orang-orang yang jelas-jelas merusak ekonomi kita, yang korupsi beratus-ratus, berjuta-juta Dolar, apa yang terjadi? Enggak ada," ucapnya.