16 Orang Keluarga Mantan Panglima TNI Djoko Suyanto Positif COVID-19

VIVA Militer: Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto bersama Panglima TNI
Sumber :
  • Istimewa/Viva.co.id

VIVA – Tahun 2020 merupakan tahun yang kelam bagi Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto. Mantan Panglima TNI di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu harus merasakan bagaimana dirinya lalu harus berperang berhadap-hadapan dengan virus COVID-19 yang menghantui umat manusia satu tahun terakhir ini.

Gila, Pasukan Rusia Bakar Muka Tentara Korut untuk Hilangkan Bukti

Ya, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto pada tanggal 25 Desember 2020 lalu baru saja menceritakan bagaimana dirinya sempat terpukul ketika 16 orang dari 24 orang keluarga dan karyawan yang setiap hari berada di sekitar kediamannya telah dinyatakan positif COVID-19 dalam waktu bersamaan antara tanggal 18-20 November 2020 lalu.

Kisah Mantan Panglima TNI dalam menghadapi virus mematikan itu juga sempat dipublikasikan oleh sahabat karibnya, Mantan Kepala BIN Jenderal TNI (Purn) AM.Hendropriyono dalam akun instagram resminya.

KSAL: Fungsi Pengawasan Miliki Peran Penting dalam Menjamin Program Kerja TNI AL

Yang membuat mantan Menkopolhukam itu terpukul lebih dalam lagi adalah dari 16 orang keluarga dan karyawannya itu terdapat, anak, menantu, keponakan, dan cucu perempuannya yang masih berusia 4 tahun.

"Terus terang di minggu-minggu awal itu saya sangat panik dan sangat khawatir, mengingat banyaknya keluarga dan karyawan (16 orang termasuk anak, mantu dan cucu berumur 4 th) yang terpapar positif," kata Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto dalam keterangan resminya dikutip VIVA Militer dari akun instagram Jenderal AM. Hendropriyono, 29 Desember 2020.

Maruarar: Saya Pikir Sangat Pantas, Orang Belum Punya Rumah Masuk Kategori Miskin

VIVA Militer: Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto

Photo :
  • ANTARA/Fanny Octavianus

Djoko Suyanto mengisahkan, 16 orang keluarga dan karyawannya terdeteksi COVID-19 pertama kali ketika anak menantunya yang bernama Septi pada tanggal 18 November 2020 lalu mengeluhkan sakit flu dan meriang. Kemudian, pihak keluarga memberikan obat antibiotik Zythromax yang biasanya langsung pulih ketika diminum maksimal tiga kali dalam sehari.

Namun, Septi tidak mengalami perubahan. Hingga keesokan harinya, istri Septi juga mengeluhkan kepada Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto bahwa dirinya merasakan keanehan pada indra penciumannya. Mendapat kabar seperti itu, orang dekat Jenderal TNI (Purn) SBY itu pun langsung membawa tiga orang dewasa yang tinggal di rumah Septi itu ke RSAU Esnawan Halim untuk dilakukan Swab PCR test. Dan pada tanggal 19 November 2020, hasil laboratorium RSAU Esnawan Halim menunjukkan bahwa tiga orang dewasa yaitu anak, menantu dan keponaknnya itu dinyatakan positif COVID-19.

"Langsung malam itu juga cucu-cucu dan pengasuhnya saya pindah ke rumah saya, kebetulan lokasi bersebelahan. Anak saya, suaminya dan keponakan Septi diisolasi di lantai atas, kebetulan cukup luas untuk bisa direkayasa agar bisa menerapkan protokolnya. Lantai bawah dikosongkan dan di steril kan," ujarnya.

Lebih jauh lagi Djoko Suyanto mengisahkan, pada tanggal 20 November tim RSAU Esnawan Halim langsung mendatangi kediamannya untuk melakukan test Swab PCR untuk mentraccing kemungkinan masih ada keluarga dan karyawan yang terinfeksi COVID-19.

"Karena kami semua banyak dan selalu berinteraksi dengan mereka sebelumnya, tanggal 20 November seluruh keluarga dan karyawan yang bekerja di rumah saya dan anak saya, harus di Swab PCR termasuk cucu-cucu saya yang baru berumur 6 bulan sekalipun," tambahnya.

Ternyata benar saja, hasil Test Swab PCR terhadap 24 anggota keluarganya membuat kaget pria kelahiran Madiun 70 tahun silam itu. Hasil pemeriksaan tim medis menunjukkan dari 24 orang yang dilakukan pemeriksaan terdapat 13 orang yang positif COVID-19 dengan tanpa gejala (OTG). Sehingga dalam waktu yang berdekatan itu di sekitar dirinya terdapat 16 orang yang terjangkit COVID-19.

"Alhamdulillah saya, istri, 2 cucu dan 7 karyawan hasilnya negatif, sehingga dapat mengelola dan melayani dan menangani mereka-mereka yang positif OTG. Dari 16 orang itu, 4 orang, anak, menantu, cucu, keponakan Septi menjalani isolasi mandiri di rumahnya, setelah konsultasi dengan RSAU Esnawan, karena kebetulan rumahnya 2 lantai jadi bisa direkayasa distancing nya," katanya.

Menkopolhukam, Djoko Suyanto membuka latihan bersama

Photo :
  • Dokumentasi TNI

"Kemudian 7 orang karyawan yang tinggal di rumah kami, saya kirim ke Wisma Atlit Kemayoran, dan 5 orang di rumah masing-masing untuk melaksanakan isolasi mandiri," tambah mantan Panglima TNI itu.

Menurutnya, selama satu bulan lebih dirinya bersama istri dan 7 orang karyawan yang dinyatakan negatif telah memberikan treatment kepada 16 orang keluarga dan karyawannya yang positif COVID-19. Mulai dari melakukan pengecekan suhu tubuh secara rutin, melakukan sterilisasi ruangan keluarga, hingga memberikan asupan obat-obatan serta vitamin kepada keluarga dan para karyawan pun dilakukan oleh Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto.

Hingga saat ini, lanjut Djoko Suyanto, dari 16 orang keluarga dan karyawannya yang sempat dinyatakan positif COVID-19, 13 orang diantaranya sudah dinyatakan negatif, termasuk anak, menantu, cucu, dan dua orang keponakannya.

Sementara, untuk tiga orang karyawannya yang masih dinyatakan positif COVID-19 saat ini masih menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing dengan pegawasan ketat.

"Kondisi mereka tiap hari saya pantau dan dalam keadaan baik-baik saja, tidak ada gejala apapun. Mereka ini masih dalam pantauan dan pengelolaan saya sampai nanti di nyatakan negatif," kata Djoko Suyanto.

Menurutnya, dalam menangani para pasien COVID-19 yang ada disekelilingnya, Djoko Suyanto menerapkan tiga filosofi dasar kehidupan pilot tempur dalam menghadapi keadaan darurat dalam penerbangan. Dan menurut Djoko Suyanto, tiga filosofi dasar itu telah membuat dirinya berhasil dalam mengelola dan mengendalikan situasi yang sempat membuat dirinya panik pada bulan November lalu.

"Tiga filosofi dasar pilot tempur itu adalah, pertama, Maintain Aircraft Control, kendalikan dulu keadaan dengan baik, tenang meskipun stress atau panik, meskipun ada 16 orang terpapar positif corona dalam waktu yang bersamaan. 3 diantaranya Anak, Memantu dan Cucu, 2 keponakan dan 11 karyawan. Kedua, Analyse Situations. Gejala apa dan siapa yang harus mendapat prioritas dan kemana mereka akan dibawa dan siapa yang menanganinya. Dan ketiga, Take Proper Action, ambil keputusan yang cepat dan tepat untuk menentukan penanganannya, dukungan obat atau vitamin, logistik mereka, termasuk pelaksanaan Swab Test PCR sesuai jadwal hasil konsultasi dengan para dokter," tutup Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya