Hah, Ada Jenderal Kopassus TNI yang Kebal Ledakan Bom
- Youtube
VIVA – Tak perlu diragukan lagi kemampuan bertempur mendiang Letjen TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo. Ya, mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Tentara Nasional Indonesia (TNI AD), sangat kenyang dengan pengalaman terjun dalam sejumlah peperangan.
Menurut catatan yang dikutip VIVA Militer dari buku biografi berjudul, "Kebenaran di Atas Jalan Tuhan", Sarwo Edhie pernah mengalami peristiwa menegangkan saat menjalani pertempuran pertamanya di Magelang, Jawa Tengah. Saat itu, Sarwo Edhie dipercaya menjadi Komandan Kompi 2 Batatlyon 3 di bawah pimpinan Mayor Ahmad Yani.
Tepatnya pada Oktober 1945, Sarwo Edhie harus memimpin kompi yang beranggotakan para pemuda yang tak punya pengalaman bertempur, melawan pasukan Inggris. Akan tetapi, sejumlah tentara Jepang  tersisa di Magelang membantu pasukan pimpinan Sarwo Edhie.
Pada awalnya, pasukan Sarwo Edhie berhasil menembaki pasukan Inggris dengan senapan mitraliur dari atas menara air. Akan tetapi, dengan senjata yang lebih canggih pasukan Inggris membalasnya dengan serangan mortir.
Pasukan Sarwo Edhie pun terpaksa mundur akibat dihujani mortir pasukan Inggris. Dalam satu serangan, sebuah bangunan hancur lebur oleh ledakan mortir pasukan Inggris. Celakanya, Sarwo Edhie justru berada sangat dekat dengan bangunan yang hancur akibat ledakan mortir tentara Inggris.
Setelah ledakan terjadi, kepulan asap dan debu yang bertebaran pun menutupi pandangan mata pasukan Sarwo Edhie. Sejumlah tentara Indonesia itu menyaksikan langsung bagaimana Sarwo Edhie sang komandan hilang ditelan ledakan itu.
Saat pasukan Indonesia itu yakin komandannya telah tewas, ternyata salah. Sebab saat kepulan asap ledakan itu sirna, bayangan Sarwo Edhie pun terlihat. Ternyata, Sarwo Edhie sama sekali tak terluka dan justru masih mampu berjalan tegak menuju pasukannya.
"Komandan selamat? Komandan tidak kena ledakan?" tanya seorang prajurit kepada Sarwo Edhie.
Dengan senyum, mantan Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih itu menjawab pertanyaan prajuritnya bahwa ia dalam kondisi sehat wal afiat.
"Alhamdulillah. Seperti yang kalian lihat, saya baik-baik saja," jawab Sarwo Edhie.
Alangkah terkejutnya para anak buah Sarwo Edhie, yang sebagian besar adalah pemuda desa yang kurang berpendidikan. Oleh sebab itu, peristiwa lolosnya Sarwo Edhie dari maut langsung dianggap para prajuritnya sebagai kejadian mistis.
Anak-anak buah Sarwo Edhie langsung meyakini bahwa sang komandan adalah orang sakti, pemegang ilmu kebal. Seketika, para prajurit meminta Sarwo Edhie untuk mengajarinya ilmu kebal senapan.
"Tidak sangka ya, komandan kita ternyata orang sakti. Dia punya ilmu kebal. Pantas, dalam pertempuran dia selalu ada di depan. Tidak mempan peluru rupanya. Kita diajarkan ilmu kebalnya. Kalau kita kebal, biar rasa tentara-tentara Inggris itu," ucap prajurit lainnya.
Dianggap memiliki ilmu kebal dan diminta untuk mengajari oleh anak buahnya, Sarwo Edhie pun merasa risih. Sebab faktanya, Sarwo Edhie merasa dirinya adalah manusia biasa yang juga bisa tewas diterjang peluru.
Oleh sebab itu, Sarwo Edhie pun menceritakan kronologi insiden tembakan mortir itu. Kemudian, pria yang juga menjabat sebagai Danjen Kopassus ke-5 ini juga menjelaskan mekanisme ledakan peluru mortir saat jatuh dan meledak kepada anak buahnya.
"Saya tidak punya ilmu apa-apa. Sama seperti kalian, saya tidak kebal peluru. Ketika ledakan itu terjadi, saya berada dekat jatuhnya peluru mortir. Kalian tahu, saat meledak pecahan peluru mortir akan menyebar dengan gerakan melengkung ke atas," kata Sarwo Edhie membalas pertanyaan prajuritnya.
"Jadi, saya yang berada di dekatnya tidak kena. Malah yang berada jauh yang bisa kena," katanya.