Jenderal TNI Hendropriyono Ultimatum Massa FPI Pendemo Rumah Mahfud MD

VIVA Militer: Jenderal TNI (Purn) AM.Hendropriyono
Sumber :
  • Instagram @AM.Hendropriyono

VIVA – Mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN), Jenderal TNI (Purnawirawan) AM.Hendropriyono angkat bicara soal aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para simpatisan Ormas Front Pembela Islam (FPI) di rumah orangtua Menkopolhukam Mahfud MD di Pamekasan, Madura.

Bikin Kegiatan Donor Darah di Jaksel, AAI Siapkan Konsultasi Hukum Gratis ke Warga

“Jangan sekali-kali berdemonstrasi di rumah keluarga siapa pun, seperti yang dilakukan di kediaman Pak Mahfud MD itu, di mana anggota keluarga seperi istri, anak, dan orang tua tidak tahu apa-apa tiba-tiba didemo. Itu berbahaya,” kata Jenderal Hendropriyono dalam keterangan resminya, Kamis, 3 Desember 2020.

Mantan Pangdam Jayakarta era Presiden Soeharto itu menegaskan, menjadikan rumah pribadi sebagai sasaran demonstrasi merupakan perbuatan melanggar hukum, karena aksi demonstrasi mensasar keluarga orang lain dapat dikategorikan sebagai tindakan penyerangan terhadap keluarga seseorang.

MK Putuskan KPK Berwenang Selidiki Kasus Korupsi yang Libatkan Oknum Militer, Ini Kata Mabes TNI

Purnawirawan Jenderal TNI lulusan Magelang tahun 1967 itu menjelaskan, dalam peraturan hukum perundang-undangan dalam pasal 48 dan pasal 49 KUHP memberikan kelonggaran kepada yang diserang untuk melakukan pembelaan diri karena terpaksa.

Pasal 49 KUHP tersebut mengatur mengenai perbuatan “pembelaan darurat” atau “pembelaan terpaksa”  (noodweer) untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat.

MK Putuskan KPK Berwenang Usut Korupsi Militer, Nurul Ghufron Bilang Begini

Sedangkan pasl 48 KUHP mengatur overmacht, yakni orang yang melakukan tindak pidana karena daya paksa tidak dapat dipidana.

Dengan demikian, Guru Besar Intelijen STIN itu menyatakan, bahwa hukum kita membenarkan jika pembelaan tersebut sampai melampaui batas. Dalam keamanan masyarakat yang mengkhawatirkan saat ini, jika pihak yang diserang membela diri secara terpaksa sampai melampaui batas, mereka tidak dapat dihukum.

“Karena itu saya ingatkan agar demonstrasi jangan dilakukan ke kediaman, di mana keluarga yaitu anak, istri dan orangtua yang tidak tahu apa-apa bernaung untuk hidup. Kita berada di negara bangsa Indonesia ini untuk hidup bersama, bukan untuk mati bersama-sama,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, beberapa hari lalu kediaman orangtua Menkopolhukam Mahfud MD di Pamekasan, Madura didatangi ratusan massa simpatisan Ormas Front Pembela Islam (FPI). Massa yang datang dengan menggunakan sejumlah truk itu langsung menggeruduk dan mengepung kediaman keluarga Mahfud MD. Mereka berteriak mencari dan meminta Mahfud MD untuk keluar dari rumah. Padahal, Mahfud MD tengah bertugas di Jakarta, dan di rumah itu hanya terdapat Ibu kandung Mahfud MD yang sudah sepuh dengan beberapa keluarga lainnya. 

militer/militer-indonesia/1328176-letjen-tni-prabowo-subianto-bertemu-jenderal-andika-perkasa-ada-apa?headline=1">Baca juga: Letjen TNI Prabowo Subianto Bertemu Jenderal Andika Perkasa, Ada Apa?

Anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem, Rajiv

Nasdem Tolak Usulan Polri di Bawah TNI atau Kemendagri

Anggota DPR RI Fraksi NasDem, Rajiv menolak dengan tegas usulan PDI Perjuangan (PDIP) terkait institusi Polri berada di bawah TNI atau Kementerian Dalam Negeri (Kemendagr

img_title
VIVA.co.id
30 November 2024