Kisah Anak Suku Pedalaman Papua yang Nekat Jual Babi Demi Jadi Tentara

VIVA Militer: Samuel Wamu anak Suku Dani Papua lulus Taruna Akademi Militer
Sumber :
  • Instagram @tni_angkatan _darat

VIVA – Setiap orang berhak memiliki cita-cita, dan menjadi seorang prajurit TNI adalah merupakan salah satu cita-cita kebanyakan Warga Negara Indonesia.

Kakinya Buntung, Komandan Angkatan Laut Rusia Tewas Akibat Bom Mobil

Seperti halnya Samuel Wamu, pemuda asal Suku Dani pedalaman Wamena, Papua memiliki keinginan keras untuk menjadi seorang prajurit TNI.

Samuel Wamu mengakui, keinginan dirinya menjadi seorang prajurit TNI muncul ketika dirinya sering melihat prajurit TNI AD yang bertugas di Wamena, Papua. Keinginannya itu semakin membulat ketika dirinya mengetahui informasi bahwa TNI telah membuka Pendaftaran Taruna Akademi Militer tahun 2020 pada pertengahan tahun lalu.

Rusia Gawat, Ukraina Mampu Bikin Senjata Nuklir dalam Hitungan Bulan

Pemuda yang tinggal di daerah pegunungan Wamena itu langsung nekat mendatangi Markas Kodim Wamena di Kota Wamena yang memiliki jarak tempuh sekitar empat jam dengan berjalan kaki untuk mencari tahu persyaratan daftar menjadi Taruna Akmil TNI.

Orangtua Samuel Wamu, Hendrikus Wamu mengakui, kemauan anaknya untuk menjadi seorang prajurit TNI tidak dapat dibendung oleh keluarganya. Menurutnya, Samuel memiliki keinginan yang sangat kuat untuk mewujudkan cita-citanya itu.

Gubernur Lemhannas Sebut Papua Daerah Rawan tapi Masih Dapat Dikendalikan

"Sampai-sampai Samuel mendaftarkan diri untuk mengikuti sekolah Akademi Militer atas inisiatifnya sendiri. Dia daftar tanpa sepengetahuan saya ke Kodim. Setelah daftar baru dia kasih tau saya, Bapak ini ada penerimaan Taruna Akmil, dan saya sudah daftar dan meminta saya membantu mempersiapkan beberapa persyaratannya," kata Hendrikus Wamu dikutip VIVA Militer dari akun instagram TNI Angkatan Darat, Kamis, 26 November 2020.

"Saya kaget. Ko sudah daftar? orang kasih tahu dulu kah, bagaimana kah. Tapi kau daftar dulu baru kau datang kasih tau Bapak," tambahnya mengisahkan.

Karena keinginan besar Samuel, lanjut Hendrikus, dirinya pun segera mempersiapkan sejumlah persyaratan administrasi demi mewujudkan cita-cita Samuel.

VIVA Militer: Samuel Wamu anak Suku Dani Papua ketika latihan Taruna Akmil

Photo :
  • Instagram @tni_angkatan _darat

Sementara itu, Samuel mengatakan, dirinya tidak memiliki persiapan secara khusus untuk mengikuti Taruna Akmil TNI. Dia hanya meyakini, sebagai anak Suku Dani yang tinggal di daerah pegunungan Wamena, dia memiliki kondisi fisik yang cukup tangguh karena terbiasa dengan kerja keras membantu keluarganya di kampung halaman.

"Persiapan saya untuk masuk ke Taruna, saya mempersiapkan fisik itu selama di kampung halaman. Saya setiap pulang sekolah membantu orangtua mencari kayu bakar saya olah raga dengan lari-lari saja. Kalau berangkat ke sekolah itu juga saya biasanya sambil lari-lari. Jarak dari rumah ke sekolah saya itu empat jam berjalan kaki, karena di sana tidak ada jalan bagus," ungkapnya.

Dia mengaku, ada kisah yang sangat membuat dirinya semangat dalam mengikuti pendidikan Taruna Akmil tahun 2020. Kisah itu terkait dengan pengorbanan orangtuanya yang rela menjual Babi hanya untuk memberangkatkan dirinya dari Wamena menuju Jayapura, Papua.

"Waktu dari Wamena ke Jayapura itu, orang tua sampai jual babi buat uang tiket saya untuk ke Jayapura. Dari Jayapura ke sini saya berangkat bersama-sama dengan perwakilan Kodam Cendrawasih," ucapnya.

Pengorbanan orangtuanya itu telah memotivasi Samuel untuk belajar sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengikuti seleksi Taruna Akmil 2020. Sampai pada akhirnya, kesungguhan serta kedisiplinan Samuel Wamu telah mengantarkannya kepada cita-citanya sejak kecil.

Kini, Samuel Wamu berhasil lulus sebagai Taruna Akademi Militer 2020. Sidang Pantauan Akhir yang dipimpin langsung oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang didampingi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa telah memutuskan bahwa Samuel Wamu lulus untuk menjadi salah satu siswa Taruna Akademi Militer T.A. 2020.

"Ketika saya mendengarkan bahwa saya lulus, saya sangat senang bercampur sedih begitu. Saya langsung ingat dengan orang tua saya, saya merasa seperti berhutang karena orang tua sampai mengorbankan jual babi untuk tiket saya begitu. Saya merasa bangga sekali, karena cita-cita saya selama ini bisa terwujud," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya