Jihad Luar Biasa Mayjen TNI Dudung dari Ciracas Hingga Sarang FPI
- Kodam Jaya
VIVA – Rekam jejak Mayor Jenderal TNI, Dudung Abdurachman selama memegang tongkat komando Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) Jayakarta, patut diacungi jempol.
Bagaimana tidak, perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia ini, kerap mengeluarkan keputusan-keputusan yang jitu dalam menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat Ibukota Jakarta
Berdasarkan catatan VIVA Militer, Senin 23 November 2020, ada beberapa keputusan dan perintah Mayjen TNI Dudung yang terbukti ampuh menangkal atau meredam terjadinya gangguan keamanan.
Sejak pindah tugas dari Gubernur Akademi Militer untuk mengisi jabatan Pangdam Jaya, yang ditinggalkan Letjen TNI Eko Margiyono, yang naik jabatan menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), pada 27 Juli 2020, Mayjen TNI Dudung langsung dihadapkan dengan berbagai masalah besar.
Jalan jihad sebagai prajurit TNI pengemban tugas orang nomor 1 di tubuh TNI di Jakarta sungguh luar biasa beratnya. Baru saja menjabat Panglima Kodam Jaya selama satu bulan, dia sudah harus dihadapkan dengan kasus penyerangan brutal seratusan oknum prajurit TNI ke Ciracas, Jakarta Timur.
Ketika itu, dengan tegasnya Mayjen TNI Dudung mengambil sikap tegas dan langsung mengeluarkan perintah kepada Detasemen POM Jaya untuk mengusut tuntas kasus itu, hasilnya lebih dari 60 prajurit TNI dijebloskan ke tahanan.
Dua bulan kemudian, lulusan Akademi Militer 1988 itu harus dihadapkan dengan peristiwa besar, yaitu unjukrasa besar-besaran terkait penolakan terhadap pengesahan Undang-undang Cipta Kerja Omnibus Law.
Pengamanan unjukrasa itu bukan main beratnya, sebab massa yang turun ke jalan tak sedikit. Ribuan orang dari berbagai elemen masyarakat. Dan unjukrasa terjadi secara bergelombang.
Tapi, dengan didukung kekuatan pasukan yang dimiliki Kodam Jaya serta satuan-satuan TNI dari tiga matra yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Ibukota, Mayjen TNI Dudung mampu mengendali situasi Jakarta, tetap aman.
Padahal, dalam unjukrasa Omnibus Law, sempat terjadi kerusuhan akibat adanya penyusup yang ingin menciptakan gangguan keamanan di Jakarta. Lagi-lagi, walau tanpa senjata, prajurit TNI yang dikomandoi Mayjen TNI Dudung, mampu memukul mundur para perusuh yang kala itu sudah tak dapat dikendalikan kepolisian.
Dan yang terbaru ialah terjadi pada Jumat 20 November 2020, dengan mengerahkan ratusan prajurit TNI disertai kendaraan tempur, Mayjen TNI Dudung membersihkan Ibukota Jakarta dari baliho dan spanduk yang melanggar peraturan milik organisasi masyarakat FPI bergambar Rizieq Shihab.
Semua baliho bergambar Rizieq Shihab se-Jakarta tumbang, tak terkecuali yang dipasang besar di sarang FPI di Jalan KS Tubun, Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Meski banyak pihak tak suka dengan tindakan tegas Mayjen TNI Dudung, tapi semboyan Bravo TNI mengguncang Nusantara, sebagai bentuk dukungan rakyat pada setiap tindakan tegas yang dilakukan prajurit TNI.