Jenderal TNI Pembasmi Jaringan Teroris Poso Ternyata Kopassus
- Instagram @Kodam13Mdk
VIVA – Pada hari Selasa, 17 November 2020 sekitar pukul 05.30 Wita, Tim Satgas Tinombala yang terdiri dari gabungan Tentara Nasional Indonesia berhasil menghabisi dua anggota jaringan teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Poso, Sulawesi Tengah.
Dua teroris Poso yang bernama Wahid alias Bonjes dan Azis Arifin alias Azis tewas setelah sebelumnya terlibat baku tembak dengan prajurit TNI di tempat persembunyiannya yang terletak di Desa Bolano, Poso, Sulawesi Tengah.
Poso memang menjadi sorotan setelah perlawanan terbuka yang dilakukan kelompok teroris MIT pimpinan Santoso pada tahun 2012. Setelah Santoso ditembak mati pada tanggal 18 Juli 2016 di hutan Desa Tambarana, kelompok MIT dipimpin Ali Kalora. Ali pun hingga kini masih diburu Tim Satgas Tinombala.
Tahukah anda, siapa unsur pimpinan TNI yang bertanggung jawab penuh atas keamanan di Poso, Sulawesi Tengah?
Dia adalah Panglima Komando Daerah Militer XIII/Merdeka, Mayor Jenderal TNI Santos Gunawan Matondang. Meskipun Kodam XIII/Merdeka bermarkas di Manado, Sulawesi Utara, tapi secara teritorial, Sulawesi Tengah khususnya Poso berada di bawah komando Pangdam Merdeka, Mayjen TNI Santos Gunawan Matondang.
Dari penelusuran VIVA Militer, Kamis, 19 November 2020, ternyata Mayjen TNI Santos adalah salah satu prajurit TNI AD yang berasal dari pasukan elit Kopassus yang memang memiliki kemampuan khusus dalam penanggulangan aksi terorisme.
Rekam jejak Mayjen TNI Santos dalam penjaga gawang keamanan di Poso tidak perlu diragukan lagi. Dalam karirrnya, Mayjen TNI Santos pernah menjabat sebagai Aspam Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa pada 2019.
Sebelum itu dia juga pernah menjabat sebagai Wakil Komandan Jenderal (Wadanjen) Kopassus pada 2015 ketika Danjen Kopassus dipimpin oleh Mayjen TNI Doni Monardo.
Tidak hanya itu, Mayjen TNI Santos juga pernah menjabat sebagai Komandan Satuan Penanggulangan Teror (Satgultor) atau Sat-81 Kopassus ketika masih berpangkat Kolonel pada 2010.
Meski memiliki kemampuan yang tidak diragukan lagi dalam menumpas jaringan teroris, khususnya di Poso. Pangdam XIII/Merdeka itu menegaskan, keberhasilan aparat keamanan dalam membasmi dua orang DPO teroris Poso kelompok Ali Kalora itu karena adanya sinergitas antara TNI dan Polri yang tergabung dalam Satgas Tinombala.
"Kesuksesan Satgas Tinombala dalam melakukan penangkapan terhadap Kelompok MIT a.n. DPO Wahid dan DPO Aziz Arifin merupakan hasil dari sinergi kekuatan TNI dan Polri serta masyarakat yang secara bersama-sama membangun kerja sama dan kepercayaan dengan mengesampingkan ego sektoral masing-masing kekuatan satuan dalam rangka menyelesaikan permasalahan aksi-aksi kejahatan yang dilakukan oleh kelompok MIT," kata Pangdam Mayjen TNI Santos Matondang.