Mayjen TNI Dudung Mendadak Diminta Ceramah Kiai Masjid Bersejarah
- Kodam Jaya
VIVA – Ternyata tak cuma handal memimpin pasukan menjaga ibukota negara dari perusuh. Tapi Panglima Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta, Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman juga pandai berdakwah.
Beliau berceramah saat bersilaturahmi sekaligus melaksanakan Salat Subuh berjemaah di Masjid Jami Matraman, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 8 November 2020.
Berdasarkan siaran tertulis Kodam Jaya di lansir VIVA Militer, di hadapan ratusan jemaah Salat Subuh, pria kelahiran Bandung, Jawa Barat ini, dalam tausyiah Pangdam Jaya mengingatkan tentang keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
"Ciri orang yang beriman dan bertakwa adalah selalu sabar, rajin bersedakah, tidak menggunjingkan orang, tidak memanfaatkan orang, jujur, tidak munafik, selalu mengucapkan kalimat yang baik, selalu melupakan kebaikan dirinya kepada orang lain dan melupakan keburukan orang lain terhadap dirinya," kata Pangdam Jaya.
Pangdam Jaya juga menyampaikan tentang dua perkara yang harus selalu diingat dan diterapkan umat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
"Mengingatkan kebaikan orang lain kepada dirinya dan mengingat kejelekan dirinya kepada orang lain. Mari kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita, selain itu keimanan dan ketakwaan memiliki tingkatan yaitu Iman taqlik, Ilmu, ayat, Haq dan iman hakekat," ucap beliau.
Dan yang terpenting, di akhir ceramahnya, Panglima Kodam Jaya mengajak para jemaah untuk selalu mengingat kematian. "Allah SWT akan selalu catat kebaikan kita, selalu jaga hablum minallah dan hablum minannas," katanya.
Sebenarnya perwira tinggi TNI AD memang hanya ingin bersilaturahmi di masjid bersejarah itu. Tapi selepas menunaikan Salat Subuh, beliau mendadak diminta Ketua Umum Masjid Jami Matraman, Kiai Haji Abdurahman untuk mengisi tausyiah kultum.
Setelah berceramah dan sebelum meninggalkan Masjid Jami Matraman, Pangdam menyempatkan diri menyerahkan bantuan kepada Masjid Jami Matraman dan jemaah berupa 100 sarung dan 100 sajadah.
Untuk diketahui, Masjid Jami Matraman merupakan salah satu saksi sejarah kemerdekaan Indonesia, sebab Presiden RI pertama, IR Soekarno melaksanakan Salat Jumat di masjid ini setelah membacakan teks proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.