Kisah Kolonel TNI dari Aceh Dalami Ilmu Intelijen di Malaysia
- VIVA Militer
VIVA – Saat Jepang menguasai Indonesia, saat itu pula perjalanan karier militer seorang bocah asal Aceh dimulai. Kala itu Zulkifli Lubis mendapat tawaran khusus, untuk mengikuti pendidikan perwira militer.
Kemudian, ia bersama dengan 40 siswa lainnya yang berasal dari seluruh Jawa, untuk mengikuti pendidikan di Seinen Dojo Tangerang. Namun, ia hanya mengikuti pendidikan itu sebentar saja. Karena Zulkifli dipindahkan ke Resentai (korps latihan), yang bertempat di Bogor.
Menurut catatan sejarah yang dihimpun VIVA Militer Jumat 9 Oktober 2020, ketika tiba di Bogor, kekagumannya akan tentara Jepang menurun. Karena pria yang akrab disapa Kifli ini, melihat para instruktur yang mengenakan pakaian lusuh dan kotor.
Tentu ini menjadi pertanyaan bagi Kifli. Karena keadaan itu berbanding jauh dengan apa yang terjadi di Seinen Dojo, Tangerang. Di Resentai Bogor, ia tidak begitu banyak memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Mengingat, ia hanya menempuh pendidikan militer di sana selama tiga bulan saja.
Kemudian pada Desember 1943, Zulkifli dilantik dan menyandang pangkat Letnan Dua. Lalu ia bersama dengan beberapa temannya, membantu Kapten Tsuhiya Kiso untuk membentuk daidan (batalyon) di Pulau Bali.
Setelah itu, Kifli bersama dengan Kemal Idris dan Daan Mogot dilibatkan dalam sebuah staf khusus. Staf khusus ini dibentuk secara resmi, yang kemudian bernama Boei Giyugun Shidobu. Staf ini diketahui memiliki tugas, untuk mengurus semua urusan yang menyangkut tentara Pembela Tanah Air.
Singkat cerita, pada pertengahan tahun 1944, Zulkifli Lubis diajak oleh Rokugawa (bekas komandan Seinen Dojo) untuk berangkat ke Malaysia dan Singapura. Setibanya di sana, Kifli berkenalan dengan Mayor Ogi (seorang tentara jepang yang memiliki paras orang barat dan sangat menguasai bahasa Prancis).
Perwira Jepang itu tinggal satu kamar dengan Zulkifli Lubis. Ogipun mulai bercerita mengenai pengalamannya, saat melakukan kegiatan intelijen di Vietnam. Pria asal Aceh itu bisa dibilang sangat beruntung.
Karena ia menjadi satu-satunya orang Indonesia yang berada di Singapura, untuk memperoleh kesempatan dalam mempelajari dunia intelijen. Serta Zulkifli juga melihat langsung praktiknya dan mendapat bimbingan dari Rokugawa.
Kifli dan Rokugawa, senantiasa melapor semua kegiatan mereka kepada komandan Jepang untuk wilayah Asia Tenggara di Singapura. Di negeri Singa itulah, sebuah badan rahasia Jepang untuk Asia Tenggara cukup dipandang.
Zulkifli Lubis mendapat pengalaman berharga di badan rahasia Jepang, Fujiwara Kikan. Kemudian, setelah mendapat ilmu berharga di Singapura. Kifli kemudian menuju ke Kuala Lumpur, dan di sana ia mendapat kesempatan untuk bisa mengenal dunia intelijen secara mendalam.
Di tangan Rokugawa, Zulkifli diajarkan agar bisa mengetahui tentang bagaimana caranya mengetahui jumlah penduduk dalam satu kota. Lalu dari data itu, ia akan mengetahui apakah rakyat itu anti atau pro terhadap Jepang.
Baca:Â Kisah Kolonel TNI Sukses Jadi Tentara Gara-gara Rajin Baca Koran