Kisah Kolonel TNI Sukses Jadi Tentara Gara-gara Rajin Baca Koran
- VIVA Militer
VIVA – Lahir dari keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan, membuat pria asal Banda Aceh ini bisa mendapatkan pendidikan yang layak bagi kaum pribumi saat penjajahan Belanda. Ia adalah Zulkifli Lubis.
Berdasarkan catatan sejarah yang dihimpun VIVA Militer dari berbagai sumber Sabtu 3 Oktober 2020, selain lahir dari keluarga yang berpendidikan, ternyata Zulkifli juga lahir dari keluarga yang cukup terpandang.
Itu karena sang ayah yang bernama Aden Lubis, ternyata memiliki gelar Sutan Srialam. Sementara sang ibu bernama Situ Rewan Nasution. Keduanya adalah seorang guru yang mengajar di sekolah guru Normaalschool.
Zulkifli berkesempatan untuk bisa menikmati pendidikan Belanda di Hollandsch Inlansche School. Nampaknya kepintaran dari kedua orangtuanya mengalir dalam darah anak kelima dari sepuluh bersaudara ini.
Usai menyelesaikan pendidikannya di HIS. Pria yang akrab disapa Kifli ini, kembali melanjutkan pendidikan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Saat masih duduk di bangku sekolah, ia mulai menyukai membaca koran Deli Blaad.
Koran itu didapatnya dari seorang teman yang menjadi loper koran. Dari koran itulah, Kifli mulai mengenal pidato tokoh-tokoh besar seperti Soekarno, Hatta, Muhammad Husni Thamrin, dan perdebatan di Volksraad.
Peran koran saat itu ternyata berpengaruh besar terhadap semangat kebangsaan seperti Zulkifli Lubis. Karena saat masih menempuh pendidikan di MULO, ternyata ia bersama dengan teman-teman yang lain tergabung dalam kelompok Patriot.
Ketika Belanda menyerah kepada Jepang, Zulkifli mengikuti ajakan temannya untuk mengikuti latihan yang diselenggarakan oleh tentara Jepang bagi para pemuda. Di sinilah perjalanan militer Kifli dimulai.
Tak ingin menyia-nyiakan waktu, iapun memilih untuk mengikuti latihan militer Jepang. Pria asal Aceh itu mampu menyelesaikan latihan militer Jepang yang berlangsung di Seinen Kurensho (pusat latihan untuk barisan pemuda) selama dua bulan.Â
Selesai dari latihan itu, Zulkifli Lubis mendapat tawaran khusus untuk mendapatkan pendidikan perwira militer. Tercatat sekitar 40 siswa dari seluruh Jawa yang mendapat tawaran pendidikan itu, dan melaksanakan pendidikan di Seinen Dojo (balai penggemblengan pemuda) Tangerang.
Ternyata dalam angkatan pertama itu, Kifli tidak sendiri. Ada pula dua tokoh nasional lainnya, yaitu Kemal Idris dan Daan Mogot. Di balai penggemblengan inilah, menjadi pengalaman pertama bagi Kifli pada dunia intelijen.