Bukan Gatot Nurmantyo, Ini 2 Panglima TNI Jenderal Terpintar Akmil

VIVA Militer: Jenderal TNI (purn) Moeldoko.
Sumber :

VIVA – Dalam hari-hari terakhir ini, nama Jenderal Gatot Nurmantyo jadi buah bibir masyarakat karena mengeluarkan pernyataan kontroversi soal pergantiannya dari kursi jabatan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Kabar Duka TNI, Kolonel Leonardo Meninggal Dunia

Sang jenderal asal Tegal, Jawa Tengah itu mengaku telah dipecat Presiden Joko Widodo dari kursi jabatan sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-19.

Nah pernyataan Jenderal Gatot itu menjadi sorotan. Sebab, pernyataan Gatot itu dinilai terlalu mengada-ngada. Karena, fakta yang sebenarnya dia diganti Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI, karena memang sudah memasuki usia pensiun.

Rudal Storm Shadow Hantam Kursk, Jenderal Rusia Mati di Ruang Bawah Tanah

"Waktu itu saya menjabat Plt Ketua DPR menerima surat penggantian Pak Gatot dari Mensesneg RI di ruang kerja saya. Tak ada alasan spesifik kenapa diganti cukup mendadak. Namun Pak Gatot memang memasuki usia pensiun dalam beberapa bulan waktu itu," kata Fadli Zon.

"Kalau dihitung setelah selesai melaksanakan jabatan jadi panglima TNI, masih ada sisa waktu tiga bulan sampai dengan akhir Maret, tapi itu hal yang lumrah. Tidak harus lepas jabatan itu tepat pada masa pensiun; banyak perwira tinggi sebelum pensiun sudah mengakhiri jabatannya," kata Mayor Jenderal TNI (purnawirawan) Tubagus Hasanuddin alias TB Hasanuddin.

Eks Panglima Tempur Ukraina: Perang Dunia III Telah Dimulai!

VIVA Militer: Jenderal TNI (purn) Moeldoko.

Gatot berasumsi, bahwa pergantian dirinya terjadi sebelum masa pensiunnya tiba. Perlu diketahui, Gatot pensiun pada  13 Maret 2018, saat itu usianya sudah 58 tahun atau sudah masuk masa pensiun. Gatot sendiri digantikan Marsekal Hadi pada 8 Desember 2017 atau hanya 3 bulan sebelum Gatot resmi pensiun.

"Kalau dihitung setelah selesai melaksanakan jabatan jadi panglima TNI, masih ada sisa waktu tiga bulan sampai dengan akhir Maret, tapi itu hal yang lumrah. Tidak harus lepas jabatan itu tepat pada masa pensiun; banyak perwira tinggi sebelum pensiun sudah mengakhiri jabatannya," ujar Hasanuddin.

Kali ini, Kamis 24 September 2020, VIVA Militer, akan mengungkap fakta tentang sosok-sosok Panglima TNI yang ternyata juga berstatus sebagai peraih penghargaan Adhi Makayasa alias lulusan terbaik Akademi Militer. Yang pasti bukan Jenderal Gatot, karena beliau tak meraih gelar ini. Mau tahu siapa saja jenderal itu? ada dua orang lho.

VIVA Militer: Jenderal TNI Edi Sudrajat.

Yang pertama adalah Panglima TNI ke-10 yaitu Jenderal TNI (purn) Edi Sudrajat. Pria yang identik dengan kumis tebalnya itu merupakan peraih Adhi Makayasa Akmil tahun 1960.

Di tahun itu, ada tiga prajurit yang meraih Adhi Makayasa, yaitu Jenderal Edi, Letnan Jenderal Soekarto (Gubernur Lemhanas) dan Brigadir Jenderal Atmanto.

Jenderal Edi menjabat Panglima TNI (waktu itu masih bernama ABRI) memang tak lama memegang tongkat komando, dia hanya menjabat Panglima TNI dari 19 Februari 1993 hingga 21 Mei 1993.

Yang kedua ialah Jenderal TNI Moeldoko. Beliau merupakan Panglima TNI ke-18 yang digantikan Jenderal Gatot. Jenderal Moedoko menjabat Panglima TNI mulai 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-18 ini meriah penghargaan Adhi Makayasa, Tri Sakti Wiratama dari Akmil pada tahun 1981.

Perlu diketahui, tak sembarang prajurit TNI bisa meraih penghargaan ini, hanya mereka yang terpintar saja. Seorang peraih Adhi Makayasa adalah taruna Akmil yang secara seimbang mampu menunjukkan prestasi terbaik di tiga aspek. Mulai dari akademis, jasmani, dan kepribadian.

Baca: Jenderal Prabowo dan Korea Nego Ulang Proyek Jet Tempur IF-X untuk TNI

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya