Pasukan Elit TNI Gotong Jenazah Kepala Suku Seng 10 Kilometer di Papua
VIVA – Pengerahan prajurit Tentara Nasional Indonesia ke Papua, tak bisa selalu dianggap hanya untuk memerangi kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM). Apalagi di tengah memuncaknya kebrutalan milisi bersenjata itu dalam beberapa hari ini.
Namun, selama ini prajurit TNI yang bertugas di Papua, lebih fokus untuk membantu meringankan beban warga, terutama bagi mereka yang bermukim di rimba-rimba pedalaman sekitar zona perbatasan NKRI dengan Papua Nugini.
Mau lihat buktinya?.
Pada Jumat 18 September 2020, Pius Swo, Kepala Suku Kampung Seng, Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, meninggal dunia.
Pius Swo itu menghembuskan napas terakhir di usia ke 43 tahun di rumahnya, karena menderita penyakit dalam yang sudah dalam diidapnya. Selama dua hari jenazahnya tetap berada di rumah dan belum dimakamkan.
Mendapatkan informasi itu, prajurit TNI dari Satuan Tugas Batalyon Infanteri Raider 100/Prajurit Setia, Pos Kalipay segera dikerahkan ke rumah almarhum.
Setiba di rumah mendiang, prajurit TNI langsung bergerak membantu prosesi pemakaman. Mulai dari membuatkan peti mati untuk jenazah, mengantarkan jenazah, menggali liang lahat hingga mengebumikannya.
Prosesi pemakaman jenazah tidaklah mudah. Karena jarak antara rumah Pius dengan lokasi pemakaman sangat jauh. Berdasarkan siaran resmi Yonif Raider 100/PS yang dilansir VIVA Militer, Senin 21 September 2020, jaraknya mencapai 10 kilometer.
Tak hanya itu saja, jarak sejauh itu cuma bisa ditempuh dengan berjalan kaki, karena medan di wilayah itu tak bisa dilalui kendaraan.
Dapat dibayangkan bagaimana beratnya perjuangan prajurit Yonif Raider 100/PS memikul peti jenazah dengan berjalan kaki sejauh itu demi dapat memakamkan Pius.
Perlu diketahui Yonif Raider 100/PS merupakan satuan pasukan elit infanteri lintas udara yang dimiliki Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan. Markas batalyon ini berada di Namu Sira-sira, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.