Ternyata Pasukan Ular Piton Hijau TNI Ksatria Siap Perang di Papua
- VIVA Militer
VIVA – Saat ini kondisi di Papua terbilang cukup panas, karena baru saja terjadi pertumpahan darah yang melibatkan kelompok separatis Organisasi Papua merdeka (OPM) yang menyerang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI AD).
Berdasarkan laporan VIVA Militer sebelumnya, komandan Komando Resort Militer 174/Anim Ti Waninggap atau Korem 174/ATW memberangkatkan gelombang pertama Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri Raider 756/Wimane Sili (Yonif Raider 756/WMS).
Danrem Merauke Brigjen TNI Bangun Nawoko, melepaskan 30 prajurit Yonif Raider 756/WMS atau pasukan prajurit ular piton hijau.
Menurut data yang dihimpun VIVA Militer dari berbagai sumber Senin 21 September 2020, lambang ular piton hijau tentu dipilih karena memiliki makna tersendiri.
Lambang ular piton hijau yang melilit tombak melambangkan kekuatan, keuletan, ketahanan dan ketangguhan. Tentu dalam pengertian untuk menghadapi segala ancaman baik dari luar maupun dari dalam, guna tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sementara itu, batalyon yang terbentuk pada tanggal 29 November 2004 juga memiliki arti dalam penggunaan Wimane Sili. Penggunaan nama di belakang batalyon, biasanya diambil dari daerah asal pasukan.
Karena kali ini pasukan berasal dari Papua, maka nama belakang satuan juga menggunakan bahasa Papua yaitu Wimane Sili.
Winame sendiri memiliki arti ksatria yang selalu siap untuk perang. Sementara itu untuk kata Sili diartikan sebagai jagat raya. Sehingga secara keseluruhan Wimane Sili berarti ksatria yang selalu siap untuk perang.
Baca: TNI Lepas Pasukan Ular Piton Hijau Jaga Tambang Emas Papua