Jenderal Turki Suruh Prancis Diam dan Rusia Tidak Takut Amerika

VIVA Militer: Menteri Pertahanan Turki, Jenderal Hulusi Akar
Sumber :
  • Merih News

VIVA – Selamat pagi pembaca setia VIVA Militer. Meski kita akan kembali menghadapi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), meski begitu hal ini tidak mengurangi semangat untuk tetap beraktifitas ya. Terutama dengan membaca kumpulan berita VIVA Militer, baik mengenai informasi TNI maupun militer internasional.

Jenderal Berdarah Kopassus Penggebrak Kartel-kartel Malaysia Dimutasi TNI ke Jakarta

Nah edisi Senin 14 September kali ini, akan membahas lima berita terpopuler VIVA Militer pada hari sabtu dan minggu. Berikut deretan lima berita terpopuler yang ramai dipilih oleh para pembaca:

Berita yang berhasil menduduki peringkat pertama jajaran berita terpopuler kali ini adalah tentang kecaman terhadap Yunani dan Prancis kembali muncul. Kali ini, giliran Menteri Pertahanan Turki, Jenderal Hulusi Akar, yang memberi pernyataan tegas kepada koalisi Yunani dan Prancis. Akar menganggap para pejabat Yunani dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, terlalu banyak bicara.

Danpuspom TNI Sebut Ada 254 Anggota Dipecat Buntut Terlibat Kasus Narkoba

VIVA Militer melaporkan dalam sejumlah berita, terkait konflik sengketa wilayah Laut Aegea antara Turki dan Yunani. Pengerahan kapal penelitian Turki, Oruc Reis, untuk melakukan eksplorasi minyak dan gas di wilayah tersebut, mendapat tentangan dari Yunani. 

Wah-wah, ketegangan Yuni dan Turki sepertinya semakin memanas nih. Sepertinya kedua negara sudah bisa berdamai. Jadi bagi kalian yang penasaran dengan ceritanya, bisa langsung klik link di bawah ini.

Lanal Banten Kerahkan Kekuatan di Jalur Penyebrangan Merak hingga Kawasan Wisata untuk Amankan Libur Nataru 2024

Menhan Turki Jenderal Hulusi Akar: Prancis, Diam Kalian!

Memburuknya hubungan Turki dan Amerika Serikat (AS) ternyata bisa berimbas pada konflik sengketa wilayah dengan Yunani. Senator AS, Ron Johnson, mengemukakan kekhawatiran Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, akan menutup Pangkalan Udara Militer Incirlik, Adana, Turki.

Menurut laporan Sputnik News yang dikutip VIVA Militer, Pangkalan Udara Militer Incirlik adalah salah satu fasilitas yang tak hanya digunakan oleh Angkatan Udara Turki (THK). Tetapi, sejumlah pasukan militer negara-negara anggota Pakta Atlantik Utara (NATO) juga ada di pangkalan itu.

Angkatan Udara Amerika Serikat (US Air Force), Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi (RSAF), dan Angkatan Darat Kerajaan Spanyol (EDT), juga menempatkan sejumlah pasukannya di Incirlik.

Padahal dalam laporan yang dihimpun VIVA Militer beberapa waktu lalu, masih menunjukkan bahwa hubungan AS dan Turki. Tapi kini sudah memburuk. Yuk simak kelanjutannya dengan klik link di bawah ini.

Amerika Siap Gunakan Pangkalan Militer di Yunani, Erdogan dalam Bahaya

Nah, berita ketiga yang masih masuk dalam jajaran berita terpopuler kali ini masih berasal dari luar negeri nih. Emmanuel Macron adalah salah satu pemimpin negara Eropa yang gencar menyuarakan sikap anti-Turki, di tengah krisis yang dialami dengan Yunani.

Presiden Prancis itu menunjukkan sikapnya mendukung penuh Yunani, dengan pengerahan pasukan dan kendaraan tempur untuk memerangi negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan itu.

Dalam laporan VIVA Militer, disebutkan bahwa Prancis memastikan pengerahkan kapal induk bertenaga nuklir, Charles de Gaulle, untuk membantu Yunani seandainya terjadi perang dengan Turki. 

Pasti kalian penasarankan akan kelanjutan ceritanya? Jadi pastikan kalian klik link di bawah ini untuk mengetahui cerita selengkapnya.

Terkuak, Akal Bulus Presiden Prancis Kirim Pasukan Perangi Erdogan

Hubungan Ukraina dan Amerika Serikat (AS) semakin erat, menyusul konflik di wilayah perbatasan dengan Rusia. Dua jet tempur Angkatan Udara Ukraina (PSU) dan satu unit pesawat pembom Angkatan Udara AS (US Air Force), diketahui melakukan aksi pengintaian di sejumlah wilayah perbatasan Rusia.

Menurut laporan Kantor Berita Rusia, TASS, dua jet militer Ukraina, Sukhoi Su-27 dan Mikoyan MiG-29, diketahui mengawal pesawat pembom Amerika, B-52 Stratofortress, 4 September 2020 lalu. Ketiga pesawat ini terbang di wilayah udara Ukraina, tetapi juga di atas langit Belanda, Jerman, dan Polandia.

Apakah Amerika ingin memata-matai Rusia, seperti yang sudah pernah dilakukannya atas China? Nah, pasti kalian penasarankan dengan kelanjutan ceritanya seperti apa? Untuk itu langsung klik link di bawah ini ya.

Nyali Jenderal Sangar Rusia Tak Ciut Lihat Pesawat Pembom AS Keliaran

Berita terakhir yang tidak kalah populer dengan keempat berita lainnya adalah tentang Kepala Staf Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) Jenderal Charlse Q Brown Jr, menyatakan pertahanan Amerika Serikat (AS) memiliki tantangan yang sangat besar dalam beberapa beberapa tahun kedepan.

Menurut Jenderal Brown, Angkatan Udara AS akan menghadapi ancaman besar dari musuh-musuh AS seperti China dan Rusia dalam 'perang masa depan'. 

"Konflik bersenjata di masa depan melawan musuh yang hampir sama, mungkin Rusia atau China, akan tidak tinggal jauh dari pantai kita dan akan lebih mirip dengan era Perang Dunia II", kata Jenderal Brown dikutip VIVA Militer dari Sputnik News.

Duh, Amerika sepertinya sudah bisa menerawang masa depan nih. Kira-kira akan seperti apa ya perang masa depan yang dilihat Jenderal Brown? Yuk langsung klik link di bawah ini untuk tahu kelanjutan ceritanya ya.

Jenderal Brown: Rusia dan China Akan Serang Pertahanan Amerika

Demikian 5 artikel terpopuler VIVA Militer edisi Sabtu dan Minggu, 12 hingga 13 September 2020. Nantikan rangkuman 5 top artikel selanjutnya ya. Dan ikuti informasi terhangat, terpanas dan paling update seputar dunia militer di akun-akun media sosial VIVA Militer. Lengkap kok ada di Twitter, Instagram dan Facebook.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya