IDI Ungkap Temuan di Jasad COVID-19, TNI dan BIN Turun Tangan
VIVA – Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat dan Badan Intelijen Negara atau BIN, telah menyatakan kesiapan turun tangan dalam mendukung upaya para peneliti Ikatan Dokter Indonesia untuk menemukan obat baru Virus Corona, untuk menekan angka kematian.
Kesiapan TNI AD dan BIN mendukung riset yang akan dilakukan IDI itu disampaikan langsung Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa di Markas TNI AD, Jakarta Pusat.
Berdasarkan siaran resmi yang dilansir VIVA Militer, Selasa 8 September 2020, dukungan yang diberikan TNI AD tak sepele lho. Jenderal Andika menyatakan siap membantu IDI menyiapkan pasien-pasien positif terjangkit COVID-19.
Caranya, TNI AD akan melibatkan pasien positif COVID-19 yang dirawat di rumah sakit-rumah sakit TNI AD sebagai sampel penelitian.
"Kami yang jelas punya 68 (rumah sakit). Tapi enggak ke enam puluh delapannya ya. Kita fokus di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Tawa Timur, itu sudah banyak pasiennya," kata Jenderal Andika.
Sebelumnya IDI melalui ketua tim peneliti obat pengentalan darah, dr. Prasetyo Widhi Buwono telah memaparkan kepada Jenderal Andika dan perwakilan BIN tentang temuan pada jenazah-jenazah pasien COVID-19.
Dan dari hasil penelitian IDI, ditarik sebuah kesimpulan, yakni salah satu penyebab terbesar kematian corona ialah akibat penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan terjadi akibat pengentalan darah yang terinfeksi Virus Corona.
"Sudah banyak jurnal, terutama pasien yang sudah meninggal kemudian dilakukan autopsi, ternyata didapatkan kematiannya adanya sumbatan di pembuluh darah. Pembuluh darah di paru, di otak dan organ lainnya. Namun persentase masuknya COVID-19 itu 80 persen ada di paru, 20 persen masuknya di organ lain, ginjal, hati, pembuluh darah di seluruh tubuh," kata dokter Prasetyo.
Menurut dokter Prasetyo, nantinya pasien yang disiapkan TNI AD dalam penelitian itu akan mendapatkan terapi obat pengencer darah dengan derajat ringan.
"Pemberian terapi ini dilakukan dengan disuntikkan ke tubuh pasien, kemudian kita pantau selama dua hari, apakah ada perkembangan atau pemburukkan. Diharapkan jika terapi ini berjalan, pasien akan memiliki antibodi," kata dokter Prasetyo.
Untuk diketahui, berdasarkan data resmi CSSE John Hopkins, saat ini sudah lebih dari 200 ribu penduduk Indonesia terinfeksi COVID-19 dan yang memilukan, angka kematian terus meroket dan kini sudah sebanyak 8.230 pasien meninggal dunia.
Baca: TNI Kerahkan Batalyon Penangkap Gembong PKI ke Perbatasan Malaysia