3 Pasukan Siluman TNI, Penjaga Rimba Hingga Langit

VIVA Militer: Pasukan Elite TNI.
Sumber :
  • VIVA Militer

VIVA – Jalan untuk menerbitkan landasan yuridiksi alias payung hukum bagi Tentara Nasional Indonesia untuk terlibat langsung dalam mempertahankan negara dari serangan teroris, ternyata tak semudah yang dibayangkan.

Tentara Korut Ditarik dari Perbatasan Ukraina, Ada Apa?

Pertentangan terus hadir ketika para wakil rakyat sedangan merumus landasan hukum terkait pelibatan langsung militer dalam penanggulangan terorisme di tanah air. Isu Hak Asasi Manusia menjadi senjata agar payung hukum untuk TNI tak terkembang.

Sebenarnya jika berkaca pada sejarah, tak ada keraguan sedikitpun bagi bangsa Indonesia untuk melibatkan TNI dalam penanggulangan terorisme. Sebab, sudah banyak sekali kasus-kasus terorisme yang dapat ditangani TNI dengan kesuksesan yang luar biasa.

TNI Siapkan 514 Titik Lahan Guna Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis Ala Presiden Prabowo

Mulai dari pembebasan sandera pembajakan Pesawat Garuda di Thailand; lalu pembebasan sandera peneliti Lorentz 95 di Mapenduma, Papua; pembebasan sandera pembajakan kapal MV Sinar Kudus di Somalia dan kemudian penangkapan gembong teroris Santoso di Poso.

Dan jika berkaca pada dunia, telah terbukti kekuatan militer menjadi pilihan utama bagi negara-negara dunia untuk memberantas tindak terorisme. Bahkan teroris nomor satu dunia, Osama bin Laden pun bisa ditaklukkan berkat kerja pasukan khusus dari militer.

Setahun Operasi di Afrika Tengah, Satgas Kizi TNI Konga XXXVII-J Minusca 2023 Berhasil Bawa Banyak Penghargaan dari PBB

VIVA Militer: Pasukan Elite TNI.

Apalagi teroris zaman sekarang sudah tak kayak dulu lagi, mereka kini sudah berani menyerang dengan persenjataan alat militer, lihat saja seperti yang terjadi di negara tetangga Filipina.

Indonesia juga memiliki potensi serangan teroris yang sama dengan Filipina, sebab data terbaru dari intelijen saja disebutkan lebih dari 600 mantan teroris dunia ISIS berasal dari Indonesia. Mereka bukan teroris kacangan, mereka terlatih menggunakan alutsista, sebab terbiasa melawan militer.

Dalam beberapa tahun ini, Indonesia seperti menutup mata dengan adanya kekuatan besar penanggulangan terorisme yang ada di dalam tubuh TNI, selama ini Indonesia lebih banyak memakai kekuatan para-militer seperti Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri sebagai ujung tombak penanganan tindak kejahatan terorisme.

VIVA Militer pada edisi kali ini, Rabu 2 September 2020, bukan mau membandingkan atau melemahkan kekuatan salah satu pihak. Tapi sangat nyata adanya, bahwa TNI sudah sejak lama memiliki semua kebutuhan untuk menangani masalah terorisme.

Mulai dari satuan, pasukan, keahlian hingga alutsista. Yang tak dimiliki TNI selama ini hanyalah yuridiksi, agar prajurit yang terlibat dalam operasi pemberantasan teroris terlindungi secara hukum. Jangan sampai setelah mereka berjuang bertaruh nyawa lalu tak dilindungi negara.

VIVA Militer: Denjaka Marinir TNI AL.

Di TNI itu sangat lengkap, ketiga matra baik Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, semua memiliki satuan pasukan khusus anti-teror.

TNI AD misalnya, ada Komando Pasukan Khusus atau Kopassus dan lebih mendetail lagi korps baret merah ini memiliki satuan khusus anti-teror yang namanya sudah mendunia, yakni Satuan 81 Kopassus atau dulunya lebih dikenal sebagai SAT-81/Gultor.

Dan sudah sangat jelas, kelahiran satuan ini saja berawal dari keberhasilan TNI dalam melaksanakan operasi pembebasan sandera pesawat Garuda DC-9 di Woyla.

Tak cuma itu saja, untuk melahirkan satuan ini, TNI harus menimba ilmu ke pasukan-pasukan khusus anti-teror dunia seperti KCT Belanda, SAS Inggris, GSG-9 / Grenzschutzgruppe 9 Jerman Barat, dan US Special Force Amerika Serikat.

Malahan pasukan elite TNI AD ini dijuluki raja perang hutan tropis karena tingkat keberhasilan dalam Operasi Laurent hampir 90 persen. Sebab, operasi pembebasan sandera di hutan tropis sangat berat dan tingkat keberhasilannya biasanya hanya 50-50 persen saja.

VIVA Militer: Pasukan Elite TNI.

Lalu TNI AL, penjaga maritim Nusantara ini memiliki satuan pasukan khusus anti-teror bernama Detasemen Jalamangkara alias Denjaka. Satuan ini rajanya anti-teror aspek laut.

Jangan ditanya lagi kemampuan mereka. Toh lihat saja dalam operasi pembebasan sandera WNI kapal MV Sinar Kudus. Denjaka terlibat langsung dalam operasi lintas negara itu dengan hasil yang memuaskan.

Belum lagi, Denjaka merupakan satuan yang mampu menangani tindak teroris seperti sabotase objek vital laut macam pelabuhan. Enggak cuma di laut, mereka juga bisa beroperasi di darat bahkan di udara.

Nah khusus di langit, TNI AU memiliki satuan yang namanya Korps Pasukan Khas yang didalamnya ada beberapa satuan yang sangat ganas dalam masalah penanggulangan teroris, yaitu Satuan Bravo 90 Paskhas anti teror, serta Detasemen Matra 1,2,3 Paskhas.

Satuan-satuan ini tak cuma ahli dalam menangani teroris yang mau nyerang kota saja, tapi teroris  datang dari langit pun bisa mereka hadang. Tapi juga mampu mematahkan upaya sabotase terhadap bandar udara dan lapangan terbang.

Yang pasti, pasukan elite dari ketiga matra TNI ini bekerja bagai siluman, tak terlihat, senyap, cepat, tepat dan sukses.

Baca:

VIVA Militer: Wakasal tutup Latihan Terjun Payung Free Fall prajurit Kowal

Digembleng Sebulan Lebih, 27 Prajurit Wanita Angkatan Laut Dapat Brevet Terjun Payung Free Fall dari Wakasal

27 Srikandi Jalasena itu berasal dari beberapa satuan TNI AL

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024