Wanita Pembantai Tentara dan Jenderal India Mau Hancurkan China

VIVA Militer: Penembak jitu wanita militer Uni Soviet, Lyudmila Pa
Sumber :
  • Topwar.ru

VIVA – Sebagai salah satu pihak yang terlibat, Uni Soviet kehilangan jutaan prajuritnya. Lebih dari delapan juta Tentara Merah negara komunis itu tewas dalam pertempuran. Di balik dahsyatnya kecamuk perang, ada sosok wanita yang dianggap sebagai salah satu pahlawan Uni Soviet atas kehebatannya dalam perang melwan pasukan Nazi Jerman.

Heroik! Detik-Detik TNI Selamatkan Pemotor yang Terseret Arus Banjir Deras

Lahir di Bila Tserkiva, Kerajaan Rusia, 12 Juli 1916, Lyudmila Pavlichenko terlahir dengan nama Lyudmila Mikhailovna Belova. Lyudmila pun takkan pernah memiliki mimpi atau bahkan membayangkan bakal menjadi seorang pahlawan, atau terlibat dalam perang.

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari The National Interest, Lyudmila masih berusia 24 tahun saat pasukan Nazi Jerman masuk ke Kiev (sekarang ibukota Ukraina). Saat itu, Lyudmila berstatus sebagai mahasiswa Universitas Kiev jurusan sejarah. 

Danpuspom TNI Sebut Ada 254 Anggota Dipecat Buntut Terlibat Kasus Narkoba

Biasanya kita selalu mendengar tentara pria yang dikenal dengan kekejamannya ya. Tapi kali ini berbeda, mau tau kelanjutan ceritanya? Klik link di bawah ini ya.

Kisah Iblis Wanita Pembantai Ratusan Tentara Nazi

Lanal Banten Kerahkan Kekuatan di Jalur Penyebrangan Merak hingga Kawasan Wisata untuk Amankan Libur Nataru 2024

India adalah salah satu negara yang saat ini menjadi pusat perhatian di Asia Pasifik. Bagaimana tidak, India saat ini tengah bersitegang dengan dua negara tetangganya yaitu China dan Pakistan.

Di sisi pegunungan Himalaya atau sepanjang garis kontrol Line Actual of Control (LAC) Ladakh perbatasan antara India dan China, pasukan militer India hingga saat ini terus mengalami ketegangan dengan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA). Di sisi lainnya, militer India juga berkonflik dengan negara tetangganya, Kashmir, Pakistan.

Sampai-sampai, Panglima tertinggi China, Xi Jinping berinvestasi besar-besaran di Pakistan untuk membangun pangkalan militer di sana untuk memperkuat klaim terhadap wilayah perbatasan antara China dan India. 

Memang, hingga saat ini ketegangan keduanya kian memanas. Pasti kalian penasarankan dengan ketegangan antara dua negara Asia Pasifik ini? Langsung klik link di bawah ini.

Kehancuran China dan Pakistan Di Tangan India Sudah Dekat

Berita lain yang berhasil menduduki posisi ketiga berita terpopuler adalah pembahasan masih seputar dukungan Turki terhadap organisasi sayap militer Palestina, Hamas. Pertemuan antara Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan sejumlah delegasi Hamas Palestina, memastikan dukungan Turki dalam perlawanan terhadap rezim Zionis Israel.

Dalam berita VIVA Militer sebelumnya, Direktur Badan Intelijen Israel (Mossad), Yossi Cohen, menyadari besarnya ancaman Turki. Menurut laporan The Times of Israel, menurut pandangan Cohen pergerakan Turki bisa lebih berbahaya dan mengancam daripada Iran.

Pernyataan Cohen diungkap oleh seorang jurnalis asal Inggris, Roger Boyes. Boyes mengungkap kalimat yang diucapkan Cohen mengenai Turki, dalam tulisannya di Sunday Times.

Penasarankan seperti apa sih kalimat yang diucapkan oleh Boyes tentang Turki? Jangan lupa klik link di bawah ini ya.

Israel Bakal Hancur Andai Turki Bisa Rebut Masjid Al-Aqsa

Posisi keempat berita populer diduduki oleh kisah Jenderal Abdul Haris Nasution. Ketika Belanda masih berkuasa di Indonesia, tepatnya pada Agresi Militer pertama, Jenderal Abdul Haris Nasution mengemukakan pendapatnya. Ia mengatakan bahwa penyerbuan yang dilakukan Belanda tidak dapat ditahan, pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI">TNI) hanya bisa memperlambat gerakannya saja.

Untuk itu, cara memperlambatnya adalah memberi gangguan dengan membakar hasil bumi, mengungsikan pasukan-pasukan, dan alat peperangan. Namun, pria yang akrab disapa Pak Nas ini menerapkan perang gerilya untuk menghadapi Belanda.

Berdasarkan catatan sejarah yang dihimpun VIVA Militer dari Museum TNI perang gerilya yang digagaskan Nasution, karena ia menyadari bahwa tentara Indonesia tidak dapat mengalahkan Belanda jika hanya mengenakan persenjataan dan strategi konvensional.

Sejak kecil, Nasution memang berhasil menyelesaikan pendidikannya yang terbilang cepat. Itu karena ia memiliki kepintaran di atas anak-anak seusianya, jadi tidak heran jika beliaulah sang penggagas perang Gerilya. Kalian bisa klik link di bawah ini untuk mengetahui cerita selanjutnya ya.

Kisah Jenderal Pencipta Strategi Perang TNI Tumpas Belanda dan PKI

Berita terakhir yang masih menduduki tangga berita terpopuler kali ini adalah tentang Panglima Angkatan Bersejata India (BSS), Jenderal Bipin Rawat, pihaknya tetap memiliki opsi pengerahan pasukan untuk merespons pelanggaran yang dilakukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di perbatasan kedua negara.

Dalam laporan yang diperoleh VIVA Militer dari Newsweek, India dan China kembali melakukan pembicaraan terkait situasi di bentrokan berdarah di Lembah Galwan, Ladakh, Juni 2020.

Bentrokan yang menewaskan prajurit Angkatan Bersenjata India dan Tentara Pembebasan Rakyat China, meningkatkan ketegangan antara China dan India.

Nampaknya kedua negara sudah saling menunjukkan lampu hijau untuk berperang. Pasti kalian penasarankan dengan kelanjutan cerita ini? Kalian bisa klik link di bawah ini ya.

Jenderal Bipin Pukul Genderang Perang Hadapi Pasukan China

Demikian 5 artikel terpopuler VIVA Militer edisi Selasa 25 Agustus 2020 Nantikan rangkuman 5 top artikel selanjutnya ya. Dan ikuti informasi terhangat, terpanas dan paling update seputar dunia militer di akun-akun media sosial VIVA Militer. Lengkap kok ada di Twitter, Instagram dan Facebook.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya