Turki Yunani Siap Perang, TNI dan Jerman Patroli di Mediterania
- Puspen TNI
VIVA Militer – Di tengah memanasnya konflik sengketa wilayah antara Turki dan Yunani, kapal perang Tentara Nasional Indonesia gelar latihan bareng kapal perang militer Jerman di Laut Mediterania.
Informasi resmi yang dikutip VIVA Militer dari Pusat Penerangan TNI, dalam latihan bersama itu melibatkan prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritime Task Force (MTF) TNI Konga XXVIII-L/UNIFIL 2019.
Dalam latihan itu TNI mengerahkan Kapal Perang KRI Sultan Hasanuddin-366 sedangkan militer Jeraman mengerahkan Kapal Perang FGS Ludwigshafen Am Rhein F-264.
Menurut Komandan KRI Sultan Hasanuddin, Letkol Laut Ludfy, kedua kapal perang melaksanakan latihan Towing Exercise atau Towex saat sedang berpatroli di Area of Maritime Operation (AMO) di Laut Mediterania.
Letkol Ludfy menuturkan, kegiatan yang dilaksanakan unsur-unsur MTF dalam meningkatkan interoperabilitas, kerjasama dan profesionalisme di samping untuk mendukung tugas utama melaksanakan Maritime Interdiction Operation (MIO).
KRI Sultan Hasanuddin-366 dan Kapal Jerman FGS Ludwigshafen Am Rhein F-264 disimulasikan secara bergantian berperan sebagai kapal penunda (Towing Control Ship) dan unsur lain sebagai kapal yang ditunda (Disabled Ship).
Lalu latihan ini dilaksanakan bertujuan untuk memberikan bantuan kepada kapal yang ditunda, seolah-olah tidak dapat berolah gerak yang diakibatkan kerusakan mesin atau kegagalan fungsi sistem kapal pada saat di tengah laut. Â
Dalam pelaksanaan Towing, kapal penunda harus memperhatikan faktor angin, arus dan pergerakan kedua kapal agar dapat melaksanakan manuver pendekatan kepada kapal yang ditunda dalam keadaan aman dan berjalan lancar. Latihan ini sangat diperlukan dalam satuan tugas seperti MTF UNIFIL, guna meningkatkan profesionalisme prajurit dan mempererat hubungan diplomasi Angkatan Laut Indonesia dengan Angkatan Laut Jerman.
Untuk diketahui, situasi di Laut Mediterania saat ini sedang memanas, perang terancam pecah antara Turki dan Yunani. Malahan mulai hari militer kedua negara sama-sama mengerahkan armada perang untuk menggelar latihan perang besar-besaran.
Ketegangan di Laut Mediterania Timur memuncak setelah Turki memutuskan melanjutkan eksplorasi survei seismik yang digagas Stasiun Antalya Navtex di selatan dan timur Pulau Kastellorizo Yunani. Proyek ini sempat ditunda Turki karena adanya tentangan dari Yunani terkait kesepakatan pada ZEE.
Malah belakangan Turki mendadak mengerahkan kapal-kapal perangnya dari Laut Hitam ke Laut Mediterania menyusul adanya kesepakatan antara Yunani dan Mesir terkait ZEE. Turki tak terima atas kesepakatan itu dan menggelar latihan perang dengan sandi operasi NAVTEX.
Baca: Israel Gempar, Bocor Informasi Netanyahu dan Intelijen Mossad Ribut