Jenderal Marinir Ungkap Perintah Rahasia SBY di Operasi TNI ke Somalia

VIVA Militer: Komadan Marinir, Mayjen Suhartono menyelam.
Sumber :
  • Marinir

VIVA – Komandan Korps Marinir, Mayor Jenderal (mar) Suhartono mengungkap perintah penting yang pernah dikeluarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam operasi pembebasan sandera kapal tanker MV Sinar Kudus di perairan Somalia.

Bergetar! Momen Lulusan Terbaik Kopassus, Letda Enzo Allie Baca Janji Prajurit Komando

Suhartono mengungkapkan perintah penting SBY itu dalam sebuah video singkat yang disiarkan di akun resmi TNI Angkatan Laut, Jumat 21 Agustus 2020.

Menurut ada 3 perintah penting SBY saat itu dan perintah sifatnya sangat rahasia mengingat operasi itu sangat berbahaya dan rawan diketahui musuh.

Tegaskan Dukungan untuk Ukraina, Kanselir Jerman Sebut Rudal Jelajah Taurus

Suhartono mengatakan, saat itu perintah paling pertama dari SBY ialah, membebaskan seluruh warga Indonesia yang ada di MV Sinar Kudus tanpa ada korban jiwa.

"Yang pertama bebaskan sandera. Bebaskan seluruh warga Indonesia yang ada di kapal itu, keselamatan warga negara itu nomor satu," kata Suhartono dikutip VIVA Militer.

Klarifikasi Kapendam I/BB soal Video Viral Oknum TNI Bekingi Debt Collector

Lalu, kata Suhartono, perintah kedua ialah, merebut kembali MV Sinar Kudus dari tangan pembajak. "Bawa kembali ke perairan Indonesia atau lanjutkan perjalanan," katanya.

Dan yang terakhir adalah perintah yang benar-benar penting. Saat itu SBY memerintahkan TNI untuk mengerahkan pasukan ke garis pantai Somalia. Perintah ketiga ini sangat berbahaya karena TNI harus mendarat di wilayah negara lain.

Suhartono menceritakan, perintah ketiga ini juga harus dilakukan TNI untuk menunjukkan bahwa Indonesia punya kedaulatan yang tak bisa diremehkan negara lain apalagi kelompok perompak Somalia.

Perlu diketahui, operasi militer ini diberi sandi Merah Putih. Ketika itu, TNI mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melawan perompak.

Semua matra dilibatkan mulai dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Satuan tugas dibagi dalam tiga satuan tugas.

Satgas I dipimpin Laksamana Ahmad Taufiqoerachman berangkat menuju Somalia dengan membawa 480 prajurit menggunakan dua kapal perang dan dibekali helikopter 412.

Personelnya terdiri dari prajurit Kopaska, Denjaka Korps Marinis, Sandi Yudha Kopassua, dan Kostrad.

Kemudian, dari TNI AU ada 16 prajurit yang dipimpin Letkol Penerbangan Renard Siregar, tugas pokoknya ialah untuk mengangkut personel yang terlibat dalam operasi.

Lalu TNI juga mengerahkan pasukan penguatan operasi yang dipimpin Mayjen Alfan Baharudin. Tercatat ada 488 personel terdiri dari ABK dan Kopaska dengan satu kapal perang, satu helikopter dan tujuh sea raider.

Dan TNI juga mengerahkan satuan intelijen sebanyak 15 personel. Ketika itu Suhartono sendiri masih menjabat sebagai Komandan Denjaka Korps Marinir.

Kapal perang yang dikerahkan dalam operasi itu yakni dua kapal fregat yaitu KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353. Dan kapal LPD KRI Banjarmasin-592.

Kapal tanker MV Sinar Kudus yang diawaki 20 WNI bajak perompak Somalia pada 16 Maret 2011. Ketika itu kapal sedang mengangkut feronikel menuju ke Belanda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya