Kisah Pak Guru Nasution Menyandang 5 Bintang Emas TNI

VIVA Militer: Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution
Sumber :

VIVA – Lahir di masa penjajahan, hampir semua pahlawan nasional Indonesia pasti pernah mencicipi bangku sekolah Belanda. Seperti Abdul Haris Nasution, seorang anak laki-laki yang lahir tanggal 3 Desember 1918. 

Nasution yang merupakan putera kedua dari pasangan H. Abdul Halim Nasution dan ibu Zahara Lubis. Nasution menjalani masa kecil layaknya anak-anak pada umumnya dan melanjutkan pendidikannya di Hollandsche Inlandsche School (HIS).

Setelah lulus dari HIS tahun 1932, laki-laki kelahiran Tapanuli Selatan ini melanjutkan lagi pendidikannya di Sekolah Raja Hoofden School (sekolah pamong praja) Bukit Tinggi. 

Berdasarkan catatan sejarah yang dihimpun VIVA Militer dari Museum TNI Kamis 20 Agustus 2020, cerita mengenai masa kecil Abdul Haris Nasution tidak begitu diungkapkan secara detail.

Namun jika dilihat dari perjalanan pendidikannya, Nasution termasuk dalam salah satu keluarga yang begitu mengedepannya pendidikan.

Setelah lulus dari sekolah pamong praja, Nasution kembali melanjutkan pendidikannya di Hollandsche lnlandsche Kweekschool (HIK) tahun 1935.

HIK sendiri merupakan sekolah guru menengah di Bandung. Tak berhenti di situ, iapun mengikuti ujian di Algemene Middelbaare School B (AMS) di Jakarta. Sehingga pada tahun 1938 ia memperoleh dua ijazah sekaligus.

VIVA Militer: Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution

Jadi Pasukan Perdamaian PBB, Ternyata Prajurit TNI Ini Kuasai Bahasa Kuno Benua Hitam Abad 18

Usai menyelesaikan pendidikannya, pria yang akrab disapa Pak Nas ini menjadi seorang guru di Bengkulu dan Palembang. Tapi pekerjaan sebagai guru nampaknya tidak cocok dengan dirinya.

Nasution lebih tertarik dengan dunia militer. Lalu ia mulai mengikuti pendidikan militer pada tahun 1940 hingga 1942. Nasution bergabung dengan Corps Opleiding Reserve Officieren (CORO) KNIL atau Korps Pendidikan Perwira Cadangan di Bandung.

Mengejutkan, Begini Nasib 2 Jenderal Eks Panglima Kostrad TNI Usai Nyoblos Pilkada

Berhasil menyelesaikan pendidikan militernya, pria kelahiran 1918 itu diangkat menjadi vaandrig atau pembantu letnan calon perwira. Nasution ditempatkan di Batalyon 3 di Surabaya.

Saat Perang Dunia II pecah, Nasution beserta dengan teman-teman mendapat tugas untuk mempertahankan pelabuhan Tanjung Perak, Jawa Timur.

Aksi Spektakuler Pilot Hercules C-130 TNI AU Isi Bahan Bakar Pesawat Tempur Hawk 200 di Atas Langit Nusantara

Kemudian ketika Jepang berkuasa atas Hindia Belanda pada tahun 1942, Nasution yang saat itu masih berusia 24 tahun kembali ke Bandung. Di Bandung, ia menjadi pegawai Kotapraja dan menjadi pimpinan organisasi Seinendan selama penjajahan Jepang.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, pemilik nama lengkap Abdul Haris Nasution disebut aktif dalam kepemimpinan pemuda. Bahkan ia menjadi penasehat Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Bandung.

Mulai saat itulah, karier militernya terbilang cemerlang. Pada tanggal 5 Oktober 1945, dibentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dalam TKR sendiri Nasution memulai kariernya dengan pangkat dan jabatan yang tinggi.

Dan akhirnya Pak Nas menjadi salah satu dari tiga tokoh militer Indonesia yang menyandang 5 bintang emas di pundaknya sebagai Jenderal Besar Tentara Nasional Indonesia.

Baca: Kisah Nyali dan Disiplin Jenderal Oerip Kobarkan Api Kemerdekaan RI

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya