OPM Ngaku Bongkar Misi Rahasia TNI Bagikan Senjata ke Sipil Papua
- TPNPB
VIVA – Kelompok perusuh bersenjata Organisasi Papua Merdeka alias OPM rupanya tak henti menyebarkan berbagai tuduhan yang tak berdasarkan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Yang terbaru melalui jaringan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dikutip VIVA Militer, Rabu 19 Agustus 2020, OPM menuduh TNI telah menciptakan pasukan milisi bersenjata di Papua.
TPNPB mengklaim mereka mengetahui rencana TNI itu dari informasi rahasia yang bocor kepada mereka. Bahkan mereka menuduh TNI sengaja membagi-bagikan senjata pada pasukan milisi itu untuk menjaga perayaan HUT RI 75 dan menggempur OPM.
"Kami mendapat Laporan dari PIS TPNPB, wilayah Lapaggo pengunungan Tengah (Wamena), secara tersembunyi militer kolonial Indonesia TNI-POLRI, sedang membagikan senjata secara tersembunyi kepada anak-anak muda yang tergabung dalam barisan merah putih dipusatkan di Wamena," tulis TPNPB dalam jaringan mereka.
TPNPB menyatakan telah menyiarkan pemberitahuan tentang rencana rahasia TNI itu kepada seluruh anggota mereka di seluruh Papua.
"Kami mengingatkan kepada seluruh rakyat Papua, tidak di wilayah Lapago saja tapi semua wilayah, hati- hati jangan sampai terjadi konflik horizontal. Oleh sebab itu, orang asli West Papua secara khusus di pengunungan tengah dan secara umum Sorong sampai Samarai perlu waspada karena secara rahasia militer sudah terbongkar," tulis TPNPB.
Untuk menguatkan tuduhan itu, TPNPB memasang beberapa foto prajurit TNI dan senjata api laras panjang yang sedang dipersiapkan.
Sebenarnya bukan kali ini saja OPM menyebar tuduhan ini, tujuan mereka hanya membodohi masyarakat Papua agar percaya dan memusuhi TNI. Padahal semua itu tak sesuai kenyataannya.
Terbukti hanya dengan mengerahkan 26 prajurit saja TNI baru saja berhasil menghancurkan markas pusat OPM Makodap III Timika di wilayah Kali Kopi. Bahkan, dalam penyerangan cepat itu, petinggi OPM Timika, Hengky Wuamang tewas.
Memang situasi di Papua saat ini mulai menghangat terkait mulai kencangnya isu penolakan otonomi khusus dan unjukrasa untuk menggol-kan referendum. Namun secara keseluruhan kondisi keamanan di Papua dalam terkendali dan aman.