Fakta di Balik Kecelakaan Pesawat Tempur TNI Berharga Ratusan Miliar
- Australia Aviation
VIVA – Sebelum menjadi seorang pilot pesawat tempur yang handal, setiap prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) mungkin pernah mengalami insiden kecelakaan pesawat.
Seperti yang terjadi pada Senin 10 Agustus 2020 kemarin. Pesawat tempur latih T50i Golden Eagle tergelincir ketika sedang melangsungkan kegiatan latihan di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.
Hingga saat ini TNI AU masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan pesawat T50i Golden Eagle itu.
Ada beberapa fakta menarik terkait sosok pesawat tempur latih ini, simak ulasan VIVA Militer, Selasa 11 Agustus 2020 berikut ini:
Perlu diketahui bahwa pesawat tempur latih T50i Golden Eagle merupakan pesawat tempur buatan Korea Selatan. Pesawat yang digunakan TNI AU untuk latihan terbilang canggih.
Karena T50i Golden Eagle memiliki kemampuan terbang yang mencapai 55.000 kaki atau setara dengan 16.764 meter di atas permukaan tanah. Selain itu, buatan Korean Aerospace tersebut memiliki kecepatan maksimal 1.5x kecepatan suara dengan berat sekitar 14 ton.
Tidak hanya itu, pesawat ini menggunakan pes fighter lead in trainer dengan tenaga mesin General Electric F404-GE 102 dan daya dorong 1.770 pon dan after burner 11.000 pounds dengan tenaga mil power.
Pesawat asal Korea Selatan ini pertama kali dibeli saat di bawah pimpinan Presiden Bambang Susilo Yudhoyono, tepatnya pada bulan Februari 2014. Kapasitas persenjataan yang dimiliki T50i Golden Eagle mencapai 10.500 pon atau sekitar lima ton dengan misi multirole.
Untuk kekuatan menembak yang dimiliki pesawat tempur T50i Golden Eagle adalah gattling cannon internal tiga laras dengan 2.000 peluru per menit. Bisa dibayangkan betapa gagahnya seorang Letda Ajeng ketika mengoperasikan pesawat tempur canggih satu ini.
Pesawat ini bukan murahan, malah harganya sangat mahal, satu unit saja dibanderol 22 juta Dollar Amerika atau di rupiah mencapai Rp324.225.000.000 dan TNI memborong sebanyak 18 unit.
Baca: Detik-detik Pembunuhan Sadis Panglima AD Jenderal TNI Ahmad Yani