Mengejutkan, Arab Saudi Dibantu China Buat Senjata Nuklir

VIVA Militer: Senjata nuklir diluncurkan.
Sumber :
  • VIVA Militer

VIVA – Ada sebuah informasi mengejutkan datang dari Timur Tengah. Kerajaan Arab Saudi ternyata diam-diam sedang bekerja sama dengan China untuk membuat senjata nuklir.

Manuver Jenderal Kadyrov, Siap Kirim Pasukan Chechnya Dukung Pemberontak Suriah

Dari informasi yang dihimpun VIVA Militer, Jumat 7 Agustus 2020, perusahaan China sedang membantu Arab Saudi untuk memproduksi bahan baku nuklir yakni konsentrat uranium.

Proyek nuklir kerjasama China dan Arab ini terungkap setelah muncul protes dari negara-negara barat. Dikutip dari BM melansir The Wall Street Journal, negara barat khawatir proyek nuklir itu dapat mengganggu keamanan di Timur Tengah.

Kisah Luar Biasa Letnan Unang dan Jenderal TNI Maruli Setelah 33 Tahun Tanpa Mimpi

Pejebat barat mengungkapkan, ada dua perusahaan asal China sekaligus yang membantu Arab memproduksi nuklir. Proyek nuklir itu direncanakan akan dilaksanakan di barat laut Arab Saudi untuk membuat konsentrat.

Konsentrat itu disebutkan didapatkan dari pemrosesan biji uranium. Dikabarkan saat ini pembangunan infrastruktur sedang berjalan di dekat gurun pasir di Kota Al-Ula.

Gara-gara Top Gun, Tom Cruise Diganjar Penghargaan Tertinggi Militer Amerika

Hanya saja sampai saat ini Kementerian Energi Arab Saudi enggan memberikan keterangan tentang kabar mengejutkan ini. Meski begitu Kementerian tersebut menginformasikan bahwa sedang berlangsung penyelesaian kontrak dengan perusahaan China untuk mengembangkan cadangan mineral di sejumlah wilayah di Arab Saudi.

Untuk diketahui, tahun lalu Menteri Energi Arab Saudi, Abdel Aziz bin Salman telah mengumumkan rencana penambangan untuk pengadaan uranium demi kebutuhan di masa mendatang. Dua reaktor nuklir akan dibuat sekaligus untuk pusat penelitian atau Pusat Saint dan Teknologi.

Memang Arab Saudi sudah mengeluarkan keputusan pada Juli 2012 tentang proyek pengembangan atom. Tapi bukan senjata nuklir. Atom dikembangkan dengan alasan untuk melepas ketergantungan Arab terhadap minyak bumi.

Dengan proyek itu, diprediksi Arab berencana menghasilkan 9,5 gigawat listrik untuk memulai program strategis Vision 2030.

Sebenarnya sebelum China, Rusia telah terlebih dahulu membantu Arab dalam mengembangkan proyek listrik tenaga nuklir tepatnya di tahun 2017.

Selain China dan Rusia ada beberapa negara lain yang menjadi kandidat pengembang nuklir di Arab. Mulai dari Amerika Serikat, Korea Selatan dan Prancis.

Yang menjadi persoalan, sebab Amerika sempat tak yakin proyek nuklir Arab untuk listrik. Tapi senjata nuklir, apalagi Arab bekerjasama dengan China.

Baca: Israel Mencekam, Militer Ketakutan Padahal Kena Tipu Sirene Palsu

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya