Kolonel Maulwi Saelan, Prajurit TNI yang Berani Menantang Rusia

VIVA Militer: Kolonel Cpm. Maulwi Saelan (kiri) dan Presiden Soekarno
Sumber :
  • Youtube/Amemoar

VIVA – Tak hanya dalam pertempuran, seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) tentu harus mampu berjuang di segala medan dan kondisi. Ada yang menjadi dokter, insinyur, guru, dan bahkan sebagai atlet. Salah satu sosok yang punya jasa besar adalah mendiang Kolonel CPM (Purn.) H. Maulwi Saelan.

Sudah hampir empat tahun sejak Maulwi menghembuskan nafas terakhirnya pada 10 Oktober 2016. Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Agustus 1926, Maulwi adalah salah satu dari jutaan pejuang kemerdekaan Indonesia.

Saat masih muda, Maulwi mengawali karier militer bersama Laskar Pemberontak Republik Indonesia Sulawesi (Lapris) pada 1945. Setelah itu, sejumlah posisi pernah dipegang oleh prajurit TNI dari kesatuan Corps Polisi Militer (CPM) ini.

Yang membuat nama Maulwi mencuat di dunia kemiliteran, adalah pada saati menjadi Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa, atau yang sekarang lebih dikenal dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), mulai 1964 hingga 1966. Setelah itu, Maulwi semakin dikenal publik saat menjadi ajudan Presiden Republik Indonesia (RI) pertama, Ir. Soekarno.

Maulwi Saelan

Akan tetapi, jauh sebelum Maulwi dekat dengan Presiden Soekarno ia justru memilih berjuang lewat jalur di luar dunia militer. Selain sebagai prajurit Sapta Marga, Maulwi adalah seorang pesepakbola handal di masanya. Ya, jiwa militernya terlihat saat menjadi kapten Timnas Sepakbola Indonesia saat berlaga di Olimpiade 1956 Melbourne.

Siapa sangka, Maulwi yang memang punya cita-cita berlaga di Olimpiade, akhirnya menggapai mimpinya. Yang paling terkenal dari sosok Maulwi di dunia sepakbola, adalah pada saat membawa Timnas Indonesia menahan imbang raksasa sekelas Uni Soviet (saat ini Rusia).

Menurut data yang dikutip VIVA Militer dari situs resmi FIFA, Maulwi yang berposisi sebagai penjaga gawang, berhasil mengantar Indonesia menembus babak perempatfinal Olimpiade 1956.  

Media Asing Remehkan Mimpi Erick Thohir Bawa Timnas Indonesia ke Ranking 50 FIFA: Mustahil

Pada pertemuan pertama di Olympic Park Stadium, Melbourne, Maulwi jadi salah satu pahlawan yang membuat Indonesia mampu menahan imbang tim kuat sekelas Uni Soviet dengan skor 0-0, 29 November 1956.

VIVA Militer: Kapten CPM Maulwi Saelan bersama Indonesia di Olimpiade 1956

Arema FC Bangga 2 Pemainnya Dipanggil Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024

“Saya jatuh bangun menahan gelombang serbuan beruang merah. Pokoknya, kami bertekad tidak menyerah. Waktu itu masih belum ada peraturan, kalau hasil pertandingan draw, harus dilakukan sudden death tendangan penalti.” ujar Maulwi seperti dikutip VIVA Militer dari Sukarno.org.

Padahal saat itu, armada Beruang Merah diperkuat oleh nama-nama besar semisal Boris Tatushin, Sergei Salnikov, Igor Netto, dan kiper legendaris dunia, Lev Yashin. Sayang, Maulwi gagal membawa Indonesia lolos ke semifinal, lantaran dalam pertemuan kedua di stadion yang sama, Indonesia kalah 0-4 dari Uni Soviet, 1 Desember 1956.

Optimis, Erick Thohir Targetkan Timnas Indonesia Tembus Ranking 50 FIFA

BACA: Allahuakbar, Teriak Lantang Prajurit Kopassus TNI AD Sebelum Tewas

Diego Michiels berduel dengan pemain Timnas Malaysia

Profil Diego Michiels, Pemain Naturalisasi yang Kritik Timnas Indonesia: Baru Menang Sekali...

Eks pemain Timnas Indonesia, Diego Michiels tengah menjadi sorotan usai kritik pencapaian Skuad Garuda di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024