Kisah Jenderal Luhut dan Letjen TNI Prabowo Pernah Berguru pada Polisi

VIVA Militer: Letnan Jenderal TNI (Purn) H. Prabowo Subianto saat muda
Sumber :
  • Twitter/@TweetMiliter

VIVA – Tak bisa dipungkiri bahwa Jenderal TNI (HOR) (Purn.) TNI Luhut Binsar Pandjaitan dan Letjen TNI (Purn) H. Prabowo Subianto, adalah dua sosok prajurit terbaik saat masih aktif bertugas. Siapa sangka, kedua mantan prajurit Komando Pasukan Khussus (Kopassus) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), ternyata pernah berguru pada polisi.

Menurut laporan Asia Times yang dikutip VIVA Militer, nama Luhut dan Prabowo masuk saat media tersebut membahas soal sejarah pasukan elite TNI AD, Kopassus. 

VIVA Militer: Jenderal TNI (HOR) (Purn) Luhut Binsar Panjaitan

Jenderal Luhut adalah komandan pertama Detasemen 81, atau yang dikenal sebagai juga Sat-81/Gultor (Penanggulangan Teror) saat didirikan pada 1982, atas prakarsa Letjen TNI Leonardus Benyamin Moerdani, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Badan Intelejen Strategis (BAIS) Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Luhut yang saat itu masih berpangkat Mayor TNI, didampingi oleh Prabowo yang memiliki pangkat Kapten TNI. Akan tetapi, sebelum ditunjuk sebagai puncak pimpinan tertinggi Sat-81/Gultor, Luhut dan Prabowo lebih dulu menempuh pendidikan di luar negeri pada 1981.

Luhut dan Prabowo berangkat ke Jerman, untuk menimba ilmu spesialisasi penanggulangan teror. Di sana lah Luhut dan Prabowo mendapatkan materi soal penumpasan teroris dari Grenzschutzgruppe-9 (GSG-9), sebuah unit taktis operasi khusus anti-terorisme elite dari Kepolisian Federal Jerman (BPOL).

Tak main-main, pendidikan berat pun harus dilalui Luhut dan Prabowo bersama GSG-9. Menurut data yang dikutip VIVA Militer dari situs resmi Kepolisian Federal Jerman, Bundespolizei.de, pendidikan penanggulangan teror dari GSG-9 harus ditempuh selama 4,5 bulan.

VIVA Militer: Letnan Jenderal TNI (Purn) H. Prabowo Subianto

Kabar Duka TNI, Kolonel Leonardo Meninggal Dunia

Sebelum itu, setiap siswa terlebih dulu harus mengikuti Tes Cooper, untuk bisa lolos dan diterima untuk mengikuti pendidikan dasar. Tes Cooper meliputi lari sprint 100 meter, lompat jauh, pull-up minimal 10 kali, angkat besi minimal 10 kali pengulangan 75 persen berat badan, lari halang rintang, tes kelincahan, dan tes resistensi vertigo.

Selama latihan dasar, Luhut dan Prabowo mendapatkan materi keahlian menembak, pelatihan taktis, pertempuran jarak dekat, navigasi darat, pendakian, pelatihan rapelling dan medis. Pada pekan terakhir, akan ada ujian berat di mana Luhut dan Prabowo harus mampu menunjukkan seluruh keterampilannya dalam pertempuran.

Gemas! Prabowo Akrab dengan Larry the Cat, Kucing Kantor Perdana Menteri Inggris
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro, saat ditemui di Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Jumat, 22 November 2024.

Program Sekolah Unggulan untuk Anak-anak Kemampuan di Atas Rata-rata, Kata Mendiktisaintek

Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro membuka suara terkait Program Sekolah Unggulan berasrama yang dicanangkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024