Cita-cita Prabowo Terancam Kandas, TNI Bisa Gagal Punya Su-35 Rusia

VIVA Militer: Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Sumber :

VIVA – Cita-cita Menteri Pertahanan Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto untuk memperkuat alat pertahanan Tentara Nasional Indonesia dengan armada tempur canggih dari negara asing terancam kandas.

Pasukan Rusia Timbun Lusinan Rudal Buat Bombardir Ukraina

Sebab, Presiden Joko Widodo ternyata lebih menyarankan Prabowo untuk membeli Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) hasil produksi dalam negeri saja.

"Dan saya titip beli produk dalam negeri. Misalnya di Kemenhan, bisa saja beli di DI, beli di Pindad, beli di PAL, yang bayar di sini ya cash cash cash APBN. Beli produk dalam negeri, saya kira Pak Menhan (Prabowo) lebih tahu mengenai ini," kata Jokowi Kamis 9 Juli 2020.

Polo, Tentara Bayaran Italia Bongkar Borok Militer Ukraina dalam Perang

Memang tak cuma Prabowo yang diminta belanja alat perang dari dalam negeri. Tapi juga kepolisian dan kementerian lainnya.

"Saya kira belanja- belanja yang dulu belanja ke luar, rem dulu. Beli belanja yang produk- produk kita, agar apa, ekonomi kita kena trigger bisa memacu growth," kata Jokowi.

Sambut Hari Armada RI 2024, Lanal Tegal Gandeng Masyarakat Bersih-bersih Laut

Sebenarnya Prabowo memiliki rencana membeli beberapa alutsista dari negara luar. Seperti pembelian pesawat tempur canggih milik Rusia, Sukhoi Su-35 atau juga memborong jet tempur Prancis, Dassault Rafale.

Tak cuma itu saja, TNI juga bisa batal memiliki  pesawat hibrida Boeing Bell MV-22 Opsprey buatan Amerika. Padahal  Badan Kerjasama Keamanan dan Pertahanan Amerika mengonfirmasi kesepakatan penjualan pesawat hibrida helikopter MV-22 Osprey, Senin 6 Juli 2020.

Kabarnya, Indonesia siap menggelontorkan dana sebesar $2 miliar Dollar, atau senilai dengan Rp28,9 triliun. Sayangnya, tak diketahui berapa jumlah unit MV-22 Osprey yang akan dibeli pemerintah Indonesia.

"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri, serta tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan mitra regional. Ini adalah penting yang merupakan kekuatan bagi stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik," bunyi pernyataan Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan.

Untuk diketahui, Kementerian Pertahanan merupakan salah satu dari sejumlah kementerian yang memiliki anggaran belanja terbesar dengan total sebesar Rp117,9 triliun.

Baca: Kabar Buruk, Amerika Bakal Dihajar Rusia Jika Nekat Perangi China

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya