Senjata Milik Prajurit TNI yang Tewas di Kongo Dirampas Milisi Kongo
- Viva.co.id
VIVA – Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada hari Senin, 22 Juni 2020 lalu telah kehilangan salah satu prajurit yang gagah berani di medan tempur. Dia adalah Serma Rama Wahyudi anggota Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco. Dia tewas karena telah diserang oleh kelompok milisi bersenjata Allied Democratic Forces (ADF) ketika sedang bertugas menjalankan misi perdamaian dunia di Kongo, Afrika.
Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjen TNI Victor H. Simatupang menyatakan, peralatan tugas Serma Rama Wahyudi telah diambil oleh kelompok bersenjata yang menyerang konvoi kendaraan pengangkut logistik Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco.
Menurut Victor, perampasan diambil ketika Serma Rama dalam kondisi sudah tertembak dan tak sadarkan diri akibat luka tembak di bagian dada dan perutnya.
"Dalam waktu 10 menit tim berhasil mengevakuasi korban yang ditemukan dalam kondisi tertembak tidak sadarkan diri, sedangkan senjata dan perlengkapan lainnya berhasil dibawa lari oleh milisi yang diduga Allied Democratic Forces (ADF), milisi bersenjata dari Uganda yang masuk ke wilayah Kongo," kata Mayjen Victor Simatupang di Mabes TNI, Cilangkap, Jum'at, 26 Juni 2020.
Mayjen Victor Simatupang menambahkan, sementra satu orang prajurit TNI yang mengalami luka-luka atas serangan itu adalah Pratu M.Syafii Makbul. Pratu Syafii bertugas sebagai pengemudi kendaraan yang membawa logistik untuk kebutuhan pembangunan jembatan di daerah Halulu. Pratu M. Syafii mengalami luka sobek akibat serpihan tembakan dan pecahan kaca.
"Kondisi Pratu M. Syafii Makbul yang mengalami luka sobek dapat segera pulih kembali dengan menjalani perawatan di Rumah Sakit UN di Goma," ujarnya.
Kronologis Lengkap Penyerangan
Mayjen TNI Victor Simatupang menjelaskan, kejadian penyerangan milisi bersenjata itu terjadi ketika Satu tim dari Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco yang berjumlah 12 orang di bawah pimpinan Serma Rama Wahyudi berangkat dengan menggunakan kendaraan Prime Over Nissan, Tangki Air, Dumptruck ke daerah Halulu dalam rangka melaksanakan tugas pergeseran pasukan, dukungan logistik dan perbaikan alat berat.
Selama perjalanan, lanjut Mayjen Victor, Tim tersebut dikawal oleh dua APC Malawi Batalyon dengan melaksanakan konvoi selama tiga jam perjalanan hingga sampai tujuan dengan selamat.
.
Usai melaksanakan tugas, dalam perjalanan kembali ke Central Operation Base (COB) di Mavivi, sekitar pukul 15.45 waktu setempat, terjadi penghadangan dengan dihujani tembakan secara tiba-tiba ke arah konvoi kendaraan. Serangan mendadak tersebut mengakibatkan Komandan Tim (Dantim) Serma Rama Wahyudi mengalami luka tembak di bagian dada dan perut, sedangkan pengemudi kendaraan Pratu M. Syafii Makbul mengalami luka sobek akibat serpihan tembakan dan pecahan kaca.
Sementara itu, para prajurit TNI lainnya bersama dua personel Malawi Batalyon berhasil menyelamatkan diri dengan belari ke dalam kendaraan pengawal APC.
.
"Setelah bergabung, jumlah personel yang ada ternyata kurang satu yaitu Serma Rama Wahyudi. Selanjutnya tim TNI bersama Malawi Batalyon kembali untuk menjemput Serma Rama Wahyudi. Dalam waktu 10 menit tim berhasil mengevakuasi korban yang ditemukan dalam kondisi sudah tertembak dan tidak sadarkan diri," paparnya.